sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Diksi Jokowi Prabowo yang kontroversial

Pada Januari diharapkan pasangan calon presiden mulai berkampanye soal visi,misi dan gagasan bukan lagi kata-kata kontroversial.

Mona Tobing Robi Ardianto Ayu mumpuni
Mona TobingRobi Ardianto | Ayu mumpuni Sabtu, 29 Des 2018 09:07 WIB
Diksi Jokowi Prabowo yang kontroversial

Mendekati waktu pemilihan presiden pada April mendatang, calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto membuka 'kampanye' mereka dengan mulai melemparkan ucapan kontroversial. Saling sindir juga merendahkan lawannya kerap dilontarkan kedua calon. 

Apa yang membedakan diksi kontroversial Jokowi dan Prabowo?

Jokowi tidak secara gamblang menyebut tokoh, kelompok atau sosok dari pidatonya yang sarat sindiran. Sementara Prabowo terang-terangan menyindir satu kelompok dan tokoh yang kerap berakhir pada sebuah protes. 

Masih segar dalam ingatan, atas ucapan Prabowo soal 'tampang Boyolali' dan nasib pemuda Indonesia yang banyak berakhir menjadi ojek online, sempat memicu protes demonstrasi dari kedua kelompok. 

Yang disayangkan ucapan kontroversial tersebut jauh dari visi dan misi yang harusnya lebih banyak ditonjolkan. Masyarakat harus disuguhi dengan konsep-konsep pembangunan kedua capres. 

Pengamat politik yang juga pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengingatkan agar kedua paslon lebih hati-hati dalam memilih kata yang memicu reaksi publik. Sebab, apabila kalimat yang digunakan terus bombastis, besar terjadi adanya perubahan pemilihan. 

Diakui Ray, perang diksi yang terjadi saat ini disukai publik. Namun Ray mengingatkan kalau pemilihan diksi kontroversial terus dilakukan akan merugikan bagi popularitasnya sendiri. 

"Awalnya memang disenangi publik, tapi sekarang sudah antiklimaks," tukas Ray. 

Sponsored

Meski begitu, pada awalnya Ray menilai kalau ucapan kontroversial Prabowo cukup berhasil mendongkrak elektoralnya. Misalnya, menyalahkan media massa yang disebut merusak demokrasi bangsa. Lalu, soal ekonomi kebodohan dan ojek online yang dinilai merepresentasikan kondisi saat ini bangsa. 

Ray memberi catatan. Apabila Prabowo terus memainkan kata-kata kontroversial tersebut bisa menjadi boomerang apabila terus menggunakan kata-kata yang pesimistis. Seperti Indonesia akan punah yang disebut Ray menjadi titik dari kejenuhan masyarakat akan ucapan-ucapan yang bombastis. 
 

Berita Lainnya
×
tekid