sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KPU-Bawaslu rawan terjebak kontestasi politik    

KPU-Bawaslu saat ini berada di tengah pertarungan politik yang sengit antara dua kelompok besar yang memperebutkan kekuasaan.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Selasa, 18 Des 2018 20:29 WIB
KPU-Bawaslu rawan terjebak kontestasi politik    

Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu tetap independen dalam menyikapi tekanan dua kelompok besar yang berkontestasi pada Pemilu 2019. Menurut Titi, penyelenggara pemilu rawan dijebak menjadi bagian dalam pertarungan politik antara kedua kelompok. 

"KPU dan Bawaslu (saat) ini berada di tengah kelompok yang terbelah dengan sangat drastis. KPU yang berada di tengah kelompok tersebut, terkadang dijebak untuk berada dalam kedua kelompok itu," ujarnya di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (18/12).  

Titi mencontohkan, sengitnya perdebatan antara kedua kubu mengenai kotak suara berbahan karton dupleks. Keputusan KPU mengganti kotak suara berbahan alumunium dengan kotak karton dikritik keras kubu oposisi, khususnya anggota DPR dari partai Gerindra. 

Padahal, sebelumnya kubu oposisi menerima ide penggunaan kotak suara berbahan karton dupleks. "Narasi KPU (yang) kemudian dikaitkan dengan narasi kelompok pendukung penguasa. Padahal konteksnya beda," jelas Titi. 

Sponsored

Karena itu, lanjut Titi, tantangan terbesar KPU pada Pemilu 2019 mendatang ialah membebaskan institusinya dari pengaruh yang menyesatkan semacam itu. KPU terutama harus segera membangun narasi sebagai lembaga yang mandiri, kredibel dan berintegritas.
 
"Masyarakat akan percaya bahwa KPU merupakan bagian dari salah satu kelompok tersebut. Tantangan terbesar di 2019 ialah bagaimana KPU memastikan bahwa pemilih mendapatkan informasi yang terbebas dari kebohongan maupun pengaruh yang menyesatkan kepada pemilih," tegasnya. 


 

Berita Lainnya
×
tekid