Partai Nasdem merasa telah difitnah dengan tudingan pengkhianat oleh Partai Demokrat. Tudingan ini dilontarkan Demokrat setelah isu kerja sama dengan PKB dan menjadikan Cak Imin sebagai bacawapres Anies Baswedan muncul ke publik.
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie mengatakan, sejak awal Anies ingin menjadikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat menjadi pendampingnya dalam kontestasi politik nanti. Namun, ia mengingatkan bahwa keputusan tersebut tidak bisa dari Anies semata.
“Itu gegabah sekali, fitnah itu. Itu sembrono,” katanya dalam podcast Alinea, Selasa (5/9) malam.
Ia menyebut, setelah keputusan itu dibuat, Anies sempat berkomunikasi dengan partai lainnya. PKS misalnya sebagai salah satu anggota koalisi.
Sayangnya, ketika menghubungi Partai Demokrat tidak ada jawaban. Bahkan terkesan tidak diterima.
“Anies mau menyampaikan perkembangan, soal PKB mau gabung dan segala macam. Jadi mas Anies mau tetap berkomunikasi ada PKB yang mau gabung. Tetapi wakilnya dari PKB. Kalau gak setuju ya selesai, di mana berkhianatnya? Apakah Anies menjanjikan ya boleh jadi. Tetapi kalau partai lain tidak mendukung mau apa?” ungkapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan, pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, tiba-tiba, menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS. Malam itu juga, capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu.
“Sehari kemudian, pada 30 Agustus 2023, capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” ungkapnya dalam keterangan, Kamis (31/8).
Menurutnya, rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan.
“Pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol. Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ujarnya.