MUI minta kedua kubu bertemu
MUI bersedia memfasilitasi pertemuan antara kubu Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf.

Gaduh dan panasnya tensi perhelatan Pilpres 2019 mendapat perhatian khusus dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Din Syamsuddin meminta kedua kubu bertemu dan berdialog guna mencairkan suasana.
"Agar masyarakat memahami esensi dari sebuah kompetisi pemilu," ujar Din dalam rapat pleno Dewan Pertimbangan MUI ke-34 di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/1).
Din menyatakan MUI pun siap memfasilitasi dialog tersebut. Diharapkan, dialog kedua kubu bisa diselenggarakan sebelum hari pencoblosan pada 17 April 2019. "Untuk membuka wawasan masing-masing dan mudah-mudahan dengan begitu kita akan saling mengisi," ujarnya.
Rapat pleno Dewan Pertimbangan MUI menghasilkan 8 kesimpulan. Pertama, MUI merasa prihatin dengan kondisi politik pada masa kampanye Pilpres 2019 yang cenderung menjurus ke arah perpecahan.
Kedua, MUI menyerukan kepada kepada semua tokoh untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan. Ketiga, umat Islam diharapkan untuk terus menguatkan persatuan dan kesatuan walaupun berbeda pilihan politik. Perbedaan-perbedan pilihan tidak boleh menyebabkan rusaknya Ukhuwah Islamiyah.
"Ukhuwah Islamiyah adalah sebuah keniscayaan, sekaligus sebuah kebutuhan dan tidak boleh tergangu hanya karena pesta demokrasi yang diselengarakan 5 tahun sekali," ujar oleh Wakil Ketua Wantim MUI Didin Hafidhuddin saat membacakan kesimpulan rapat pleno.
Keempat, MUI menyarankan semua pihak khususnya ulama dan elite untuk tidak mengumbar pernyataan-pernyataan kontroversial yang bisa memicu konflik. Kelima, MUI mengambil posisi netral dalam perhelatan Pilpres 2019 meskipun berposisi sebagai mitra pemerintah.
Keenam, MUI menyarankan kepada umat untuk membekali diri dengan literasi politik supaya dapat memilih secara jernih saat hari pencoblosan. "Kita berharap umat memilih dengan cerdas," imbuh Didin.
Ketujuh, MUI berharap penyelengara pemilu, baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI untuk bersikap netral dan adil kepada semua pihak.
"Harus bisa berperan sebagai wasit dan penyelenggara. Tak boleh menjadi pemain karena itu bisa menimbulkan ketidakadilan yang luar biasa," kata Didin.
Terakhir, MUI berpesan kepada segenap umat untuk berdoa demi suksesnya pemilu 2019. "Agar dapat berjalan kondusif dan juga mampu menghadirkan pemimpin yang amanah," tandasnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
DPD RI saat ini: Tak bertaji, tak diminati
Selasa, 28 Mar 2023 17:30 WIB
Kejahatan anak era kiwari: Dari pencurian hingga penganiayaan
Senin, 27 Mar 2023 06:38 WIB