sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Peta dukungan ulama kondang di Pilpres 2024

Prabowo-Gibran kuat di Jatim dan Jateng. Anies-Muhaimin kuasai Sumatera. Ganjar-Mahfud keteteran.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Jumat, 22 Des 2023 15:22 WIB
Peta dukungan ulama kondang di Pilpres 2024

Dukungan kalangan ulama kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024 kian mengerucut menjelas pencoblosan. Sejumlah ulama kondang telah resmi mendeklarasikan "keberpihakannya" kepada salah satu paslon. 

Teranyar, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) sukses mendaratkan dukungan dari Ustadz Abdul Somad (UAS). Ulama berusia 46 tahun itu menyatakan dukungan terhadap pasangan AMIN setelah dikunjungi Anies di kediamannya di Pekanbaru, Riau, Rabu (13/12) lalu. 

Asisten pelatih tim nasional AMIN Jazilul Fawaid mengatakan UAS tidak akan masuk dalam struktur tim kampanye atau tim pemenangan. Ia menyebut UAS mendukung pasangan jagoannya karena sama-sama menginginkan perubahan. 
 
"Bahwa UAS bersama-sama AMIN untuk memenangkan umat, bersama-sama AMIN untuk menegakkan demokrasi yang baik di Indonesia, bersama AMIN untuk memberantas KKN," kata Jazilul

Selain UAS, pasangan AMIN juga sebelumnya juga telah didukung Ustadz Adi Hidayat. Saat ini, Adi Hidayat tercatat sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Eks pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab juga sudah menyatakan dukungan terhadap AMIN. 

Di kubu pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) sederet ulama kondang juga sudah berkumpul. Pasangan nomor urut 2 itu setidaknya sudah mengantongi dukungan dari Habib Luthfi bin Yahya dan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah. 

Habib Luthfi saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah. Adapun Gus Miftah dikenal sebagai pendakwah nyentrik dan pemimpin Ponpes Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.

Dari kubu pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), ada nama ulama karismatik Kiai Abuya Muhtadi Dimyathi. Abuya merupakan pengasuh Ponpes Roudotul Ulum Cidahu, Pandeglang, Banten. Ia dikenal dekat dengan Bupati Pandeglang, Irna Narulita. 

Analis politik Citra Institute, Yusak Farchan menilai wajar jika dukungan kalangan ulama masih diperebutkan oleh para kontestan Pilpres 2024. Menurut dia, sosok ulama dan pemuka agama masih sangat berpengaruh sebagai vote getter atau pengerek suara bagi paslon. 

Sponsored

Lebih jauh, Yusak menyebut polarisasi dukungan ulama sudah terlihat. Pasangan AMIN, misalnya, cenderung disokong barisan ulama yang mendukung Prabowo pada Pilpres 2019. Ulama-ulama itu relatif memiliki basis simpatisan yang kuat di daerah Sumatera. 

"Mereka dipersepsikan sebagai kelompok Islam kanan. Saya kira wajar Pak Anies dikenal dekat dengan kelompok- kelompok atau ulama yang ada di faksi kanan karena memang sudah dekat sejak lama," ucap Yusak kepada Alinea.id, Kamis (21/12). 

Adapun pasangan Prabowo Gibran dan Ganjar-Mahfud, menurut Yusak, cenderung memperebutkan ceruk ulama yang sama, yakni islam tradisional Nahdhatul Ulama (NU). Dari sisi kekuatan, Prabowo-Gibran relatif berpeluang meraih suara santri di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) melalui jaringan Habib Luthfi dan Gus Miftah serta ulama NU lainnya. 

"Ganjar-Mahfud MD juga sedang bersaing mendapatkan suara santri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun tidak sebesar Prabowo-Gibran yang didukung Jokowi. Ulama pendukung Jokowi seperti Habib Luthfi punya pengaruh yang cukup luas," jelas Yusak. 

Khusus di Jateng dan Jatim, Yusak melihat belum ada sosok ulama yang mampu mengerek suara Ganjar-Mahfud.  Sengitnya perebutan suara santri di dua provinsi itu menjadi salah satu faktor yang mendorong Ganjar-Mahfud meminta dukungan ulama kharismatik Banten sekaliber Abuya Muhtadi. 

"Paling tidak Habib Luthfi punya pengaruh luas, terutama di kawasan pantura bagian utara. Jawa Timur saya kira akan terbelah juga. Meskipun kecenderungannya akan lebih didominasi oleh kelompok-kelompok ulama dan kiai yang bergabung di poros Prabowo-Gibran," ucap Yusak.

Tak hanya kedekatan dengan Jokowi, menurut Yusak, pasangan Prabowo-Gibran juga mampu menebalkan dukungan dari kalangan ulama terutama karena disokong finansial yang memadai. Kekuatan logistik Prabowo-Gibran itu sulit diimbangi Ganjar-Mahfud dan AMIN. 

"Saya kira variabel penting yang tidak bisa diabaikan adalah logistik. Kuncinya di situ. Kalau tidak ada ada logistik, bagaimana mereka (paslon) bisa menggerakkan atau memobilisasi jaringan tersebut. Saya kira akan sulit," ucap Yusak.

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan masing-masing paslon memiliki jaringan ulama yang cukup kuat. Tersebarnya dukungan ulama pada paslon, kata dia, mengindikasikan politik identitas mulai lentur. 

"Jaringan ulama juga tidak ada yang dominan memperlihatkan pembelahan karena masing- masing kandidat memiliki jaringan ulama. Peluangnya nanti tergantung pada seberapa banyak ulama yang mendukung," ucap Bakir kepada Alinea.id, Kamis (21/12).

Meski begitu, Bakir menilai dukungan para ulama tidak akan terlalu signifikan mempengaruhi tingkat keterpilihan para paslon. Menurut dia, pilihan politik dari para tokoh agama tak selalu sejalan dengan pilihan dari umat. 

"Ini sebagai akibat panjang dari depolitisasi dan sekularisasi kesadaran umat. Secara sederhana, hal ini bisa dilihat dari beberapa survei yang tidak menunjukkan adanya persentase dukungan yang bertambah dengan hadirnya ulama di belakang paslon," jelas dia.

 

Berita Lainnya
×
tekid