close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Amber. Foto: CNN
icon caption
Amber. Foto: CNN
Peristiwa
Selasa, 03 Juni 2025 22:56

Kisah Amber: Anjing dari Qatar yang terkatung-katung di lautan Inggris

Hampir empat minggu tak ada tanda-tanda. Hutan yang semula memberi harapan perlahan berubah menjadi teka-teki besar.
swipe

Suara ombak dan angin laut di Pulau Brownsea menjadi saksi bisu kisah menakjubkan seekor anjing betina bernama Amber. Usianya lima tahun. Berbulu cokelat keemasan, sorot matanya waspada menyimpan kisah perjuangan untuk bertahan hidup. Amber bukan sekadar anjing penyintas. Ia adalah pejalan jauh yang menaklukkan daratan dan lautan, demi satu hal: bertahan hidup di negeri yang asing baginya.

Kisah Amber bermula di jalanan panas Qatar. Diselamatkan oleh organisasi nirlaba KS Rescue Angels, hidupnya berubah ketika ia diterbangkan ke Inggris pada akhir April. Harapan besar menanti: rumah asuh, keamanan, dan kehidupan yang layak. Tapi hanya sehari setelah menginjakkan kaki di rumah barunya di kawasan tenang New Forest, Amber melarikan diri. Lompat dari kebun berpagar delapan kaki tinggi, hilang begitu saja ke rimbunnya alam Inggris selatan.

“Awalnya kami mengira dia hanya menjelajah di sekitar,” ujar Sam Collins, salah satu pendiri KS Rescue Angels, saat diwawancarai CNN. “Tapi semakin hari, jejaknya makin jauh, dan makin misterius.”

Media sosial menjadi jaring pencari Amber. Warga lokal ikut berperan, mengirimkan laporan penampakan, foto, dan video. Dalam tiga minggu pertama, Amber hanya bergerak sekitar 10 mil dari titik awal. Namun, ia tak pernah tinggal lama di satu tempat. Setiap kamera dan perangkap makanan yang dipasang, selalu datang satu langkah terlambat.

Hampir empat minggu tak ada tanda-tanda. Hutan yang semula memberi harapan perlahan berubah menjadi teka-teki besar.

Tak ada yang menyangka, Amber ternyata sedang menuju perjalanan sejauh 30 mil ke pesisir kota Poole. Di sanalah, di tengah kota pantai dan rumah-rumah mewah, seekor anjing liar terlihat mondar-mandir. Tak satu pun penduduk mengira itu Amber. Sampai ia membuat keputusan luar biasa: berenang menyeberang lautan.

Sekitar satu mil ia tempuh dengan kaki dan semangatnya, dari Sandbanks yang glamor menuju Pulau Brownsea yang sunyi—sebuah cagar alam yang bahkan melarang anjing masuk. Tapi Amber berhasil. Ia tinggal tiga hari di sana, menghindari pencari dari National Trust, makan dari tangan seorang wanita yang diam-diam memberinya makanan malam hari.

Namun akhirnya, kelelahan dan pasang laut memaksanya kembali berenang. Arus menyeret tubuhnya. Di tengah laut, saat hampir kehilangan tenaga, sebuah perahu lewat. Dalam momen dramatis, Amber berenang mendekat, melingkarkan kaki depannya erat-erat di tangga kapal. Tak bisa ditarik karena terlalu kuat mencengkeram, seorang pemuda terjun ke laut untuk membantunya naik.

Foto Amber basah kuyup di atas kapal menyebar cepat di media sosial. Collins mengenali bekas luka di hidung Amber. Itu dia. Ia selamat.

Dibawa ke dokter hewan, Amber diketahui kehilangan berat badan namun tetap dalam kondisi sehat. Beberapa luka gores, kemungkinan akibat kawat berduri atau semak tajam, menjadi pengingat petualangan panjangnya. Sekarang, ia telah kembali ke rumah asuhnya—kali ini dengan pengamanan ekstra: dua atau tiga tali pengikat saat di taman, pagar dicek ulang, dan perhatian penuh setiap detik.

“Dia sangat lelah, tapi juga sangat nyaman sekarang,” kata Collins. “Kami masih dalam proses mencari rumah tetap untuknya. Tapi satu hal pasti: rumah barunya harus benar-benar paham, Amber adalah pelarian ulung.”

Amber diperkirakan menempuh jarak 100 mil selama lebih dari sebulan menghilang. Dari jalanan Qatar, padang Inggris, hingga lautan lepas, ia bertahan. Dan kini, dia tak hanya jadi simbol harapan bagi para penyelamat hewan, tapi juga jadi legenda kecil tentang keberanian dan naluri untuk pulang.(cnn)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan