close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas_) Partai Gerindra di Jakarta, September 2024. /Foto Instagram @jokowi
icon caption
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas_) Partai Gerindra di Jakarta, September 2024. /Foto Instagram @jokowi
Peristiwa
Kamis, 05 Juni 2025 12:00

Gaduh reshuffle Kapolri: Skenario peminggiran Geng Solo?

Kapolri Listyo Sigit dirumorkan bakal diganti. Listyo orang dekat Jokowi.
swipe

Rumor perombakan Kabinet Merah Putih menyeruak selama beberapa hari terakhir. Presiden Prabowo Subianto disebut-sebut berencana mengganti sejumlah menteri dan pejabat tinggi yang berperforma buruk selama enam bulan pemerintahnya. 

Salah satu nama yang digadang-gadang bakal diganti ialah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Diangkat sejak era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Listyo sudah menjabat Kapolri selama lebih dari empat tahun. 

Oleh media, Listyo dilabeli sebagai anggota Geng Solo, sebutan bagi petinggi TNI-Polri yang pernah bertugas di Surakarta ketika Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Surakarta pada periode 2005-2012. Selain Listyo yang kariernya melesat hingga pucuk pimpinan Polri, ada eks Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Panglima TNI saat ini Agus Subiyanto, dan sejumlah pejabat atau eks pejabat lainnya.

Di luar Geng Solo, orang dekat Jokowi lainnya yang dikabarkan bakal dicopot ialah Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi. Ketua kelompok relawan Projo itu sedang terjerat kasus dugaan setoran pengamanan situs judi online (judol) saat menjabat Menkominfo era Jokowi. 

Dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum (JPU), Budi Arie disebut salah satu terdakwa menerima jatah 50% dari jasa pengamanan situs judol. Namun, tudingan itu dibantah Budi Arie. Ia menyebut ada framing terhadapnya yang diorkestrasi Menkopolkam Budi Gunawan (BG) dan PDI-Perjuangan. 

BG dikenal sebagai orang dekat Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Sejak era Pilpres 2024, Megawati tak lagi akur dengan Jokowi karena beda pilihan kandidat. Tak sejalan dengan instruksi partai, Jokowi lebih memilih merestui Gibran maju sebagai pendamping Prabowo. Usai pilpres, Jokowi dipecat PDI-P. 

Analis politik dari Universitas Pamulang (Unpam) Yusak Farchan berpendapat rencana mengocok ulang posisi Listyo merupakan bagian dari rangkaian upaya mereduksi pengaruh Jokowi di kabinet Prabowo. Begitu pula kasus judol yang menyeret nama Budi Arie.

"Selain karena sudah terlalu lama (menjabat), Listyo ini Geng Solo dan banyak dikritik kinerjanya. Mungkin dia dianggap bagian pemerintahan Prabowo karena ikut berjasa memenangkan Prabowo-Gibran," kata Yusak kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini. 

Prabowo, kata Yusak, butuh sosok Kapolri yang tegak lurus dan loyal terhadapnya. Karena itu, ia memprediksi Prabowo akan menunjuk calon Kapolri yang tak punya relasi personal dengan Listyo atau bahkan Jokowi.

"Ini Listyo lanjut terus dari era Jokowi ke masa awal Presiden Prabowo. Jika menunjuk nama pengganti Listyo yang sudah beredar di publik, kemungkinan Prabowo tidak memilih orang yang dekat dengan Listyo atau suksesor Listyo. Prabowo pastinya akan memilih orang yang loyal dengan dia," kata Yusak. 

Saat ini, nama-nama calon pengganti Listyo sudah mulai "bertebaran" di media sosial dan media massa, semisal Sekretaris Utama Lemhanas Komjen RZ Panca Putra Simanjuntak, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Komjen Rudy Haryanto Adinugroho, dan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Komjen Reynhard Saut Poltak Silitonga.

Komjen Raden Prabowo Argo Yuwono, mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadivhumas) Polri yang kini menjabat Irjen Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga masuk di jajaran kandidat Kapolri. 

Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Chumaedy berpendapat bakal ada regrouping politik di lingkaran kekuasaan jika benar Listyo dicopot. Kemunculan nama Rudi Haryanto yang terkesan tiba-tiba di media sosial patut diduga bagian dari operasi politik untuk "cek ombak" di ruang publik. 

"Ini menjadi menarik untuk dicermati dari beberapa aspek. Rudy merupakan elite polisi (bintang non-Akpol). Rudy memiliki gelar akademik tertinggi yaitu guru besar dari Unila (Universitas Lampung). Selain itu, Rudy punya kedekatan dengan Budi Gunawan" kata Memed kepada Alinea.id.

Jika pilihan Prabowo jatuh kepada Rudy, Memed menilai ada banyak hal yang bisa dicermati. Pertama, Prabowo mengubah tradisi kepemimpinan di tubuh Polri. Lazimnya, Kapolri dipilih dari lulusan Akpol terbaik. 

"Kedua, Prabowo ingin meminimalisir bayang-bayang Geng Solo. Prabowo ingin mengakomodasi kepentingan politik PDI-P di tubuh Polri melalui Budi Gunawan sebagai dirigennya," jelas Memed.

Memed menilai kocok ulang kabinet akan jadi momentum Prabowo mengonsolidasi kekuasaannya. Prabowo, kata dia, bakal berupaya mereduksi pengaruh Jokowi di kekuasaan dengan mencopot anggota Geng Solo di kabinet satu per satu.

"Sebagai pemimpin dengan pengalaman militer dan politik panjang, tentu akan sangat memperhatikan aspek loyalitas, stabilitas, dan kontrol terhadap lembaga strategis seperti TNI, Polri, dan kementerian sektoral," kata Memed.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan