Sebuah jalan di Distrik Kita, Osaka, yang terkenal dengan prostitusinya, dicat kuning. Tindakan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mencegah pelacur berdiri di sana dan menunggu pelanggan.
Cat kuning diaplikasikan ke jalan tersebut pada bulan Desember 2024. Tujuannya adalah untuk memicu efek psikologis, karena orang tidak suka berada di lokasi yang mencolok.
Jika langkah ini efektif, mungkin akan diterapkan di daerah lain di mana prostitusi jalanan merajalela.
Tahun lalu, kepolisian prefektur Osaka telah menangkap 30 pelacur karena dicurigai melanggar undang-undang antiprostitusi.
Penangkapan dilakukan saat para pelacur tersebut sedang menjajakan diri di area yang dipenuhi hotel dan restoran.
Namun, prostitusi jalanan belum menghilang dari area tersebut, dengan sekitar 10 pelacur terlihat di sana setiap malam. Beberapa penduduk telah pindah, muak dengan dampak negatif pada citra area tersebut.
Karena patroli polisi dan tindakan keras tidak berpengaruh dalam mengurangi jumlah pelacur di area tersebut, pemerintah setempat muncul dengan ide mengecat jalan untuk mencegah para wanita menunggu pelanggan di sana menjelang Osaka-Kansai Expo 2025.
Menurut “teori dorongan”, sebuah konsep dalam ekonomi perilaku, penggunaan “warna peringatan” yang mencolok di jalan memiliki efek psikologis, sehingga membuat orang lebih sulit untuk tetap berada di jalan, kata seorang ahli.
Jalan yang panjangnya sekitar 100m itu juga dihiasi dengan karya seni menarik yang menampilkan ikan berwarna-warni. Warga setempat berharap strategi itu akan efektif.(thestraitstimes)