close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Dr Pratik dan keluarga berswa foto dan mengirimkannya kepada saudaranya sebelum lepas landas. Foto: Ist
icon caption
Dr Pratik dan keluarga berswa foto dan mengirimkannya kepada saudaranya sebelum lepas landas. Foto: Ist
Peristiwa
Jumat, 13 Juni 2025 09:30

Ketika harapan dan hidup satu keluarga terbakar di langit Ahmedabad

Dalam sejarah kecelakaan penerbangan India, tragedi ini akan dikenang bukan hanya karena jumlah korban.
swipe

Langit di Kota Banswara memerah ketika matahari mulai tenggelam di balik pegunungan Aravalli. Namun, warna jingga itu bukan sekadar pertanda senja. Bagi warga kota kecil di Rajasthan ini, itu adalah pertanda duka yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
 
Dari pengeras suara masjid hingga lonceng kuil, suasana sunyi menyelimuti jalan-jalan yang biasanya ramai. Satu kabar buruk telah menyatukan seluruh kota dalam keheningan: sebuah kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad telah menelan banyak korban, dan di antaranya adalah orang-orang yang selama ini menjadi kebanggaan Banswara.

Di kursi penumpang pesawat Dreamliner yang nahas itu duduk Dr Pratik Joshi bersama istrinya, Dr Kamini Vyas, dan ketiga anak mereka — termasuk sepasang putri kembar berusia lima tahun. Bagi keluarga ini, penerbangan tersebut seharusnya menjadi gerbang menuju kehidupan baru di London.

Pratik, seorang profesional perangkat lunak, telah menetap di Inggris selama enam tahun terakhir dan baru kali ini bisa menyatukan kembali keluarganya. Dr Kamini, istrinya, bahkan baru mengajukan pengunduran diri dari posisinya sebagai dosen di kampus kedokteran Udaipur dua hari sebelumnya. Segala persiapan menuju lembaran baru telah mereka lakukan.

Sebelum pesawat lepas landas, mereka sempat berswafoto, dan mengirimkannya kepada saudaranya. Itulah kebersamaan terakhir mereka.

Tak ada yang menyangka bahwa semuanya akan berakhir dalam sekejap—terbakar di langit, hanya beberapa menit setelah lepas landas.

Di kampung halaman mereka, kabar itu datang seperti petir. “Seluruh kota seperti kehilangan arah,” ucap seorang kerabat kepada News18, menggambarkan pasangan Joshi sebagai pribadi hangat dan penuh semangat hidup. Komunitas medis Udaipur pun terguncang — kehilangan dua sosok cerdas yang selama ini berdedikasi pada dunia kesehatan.

Namun Pratik dan Kamini bukan satu-satunya korban dari Rajasthan. Sebelas penumpang dari negara bagian itu dipastikan tewas dalam tragedi yang menggetarkan negeri. Dari Udaipur, dua saudara kandung, Shubh dan Shagun Modi, turut menjadi korban. Keduanya adalah anak dari pengusaha marmer lokal, Pinku Modi, dan sedang menempuh studi di London. Kepulangan mereka ke India selama liburan menjadi momen terakhir bersama keluarga.

Lalu ada Varardi Chandra Menaria dan Prakash Chand Menaria, dua pria dari desa berbeda yang sama-sama bekerja sebagai juru masak di London. Mereka pulang untuk mengunjungi keluarga dan kini telah pergi untuk selamanya. Istri dan putra Varardi, Deepak, bahkan ikut mengantar ke bandara—sama sekali tak menyangka bahwa itu adalah perpisahan abadi.

Tragedi ini juga menyentuh pelosok desa Balotra, tempat Khushboo Kanwar berasal. Usianya baru 24 tahun. Ia baru saja menikah pada Januari dan sedang dalam perjalanan pertamanya ke London untuk bergabung dengan sang suami, Dr Vipul Singh Rajpurohit. Harapan membangun rumah tangga di negeri seberang seketika pupus dalam kobaran api di langit Ahmedabad.

Di Sridungargarh, Bikaner, duka serupa menyelimuti keluarga besar mantan anggota dewan legislatif Kishna Ram Nai. Cucu beliau, Shiv Parihar, termasuk dalam daftar korban tewas. Shiv baru saja membuka kantor perdagangan baru di Ahmedabad bersama sang ayah. Penerbangannya ke London bukan untuk menetap, melainkan untuk menjemput istri dan anak agar mereka bisa tinggal di India bersama keluarga besar. Ironisnya, rencana pulang itu justru berujung pada kepergian tanpa kembali.

Sebagian besar korban adalah orang muda, banyak di antaranya berusia 20-an. Lima anak termasuk di antara korban tewas. Mereka adalah bagian dari generasi yang seharusnya melanjutkan estafet harapan dan cita-cita. Namun hari itu, langit Ahmedabad menyapu mereka bersama impian yang belum sempat diwujudkan.

Petugas dari berbagai distrik, termasuk Udaipur dan Bikaner, telah mengunjungi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Di Saheli Nagar, kerabat Shubh dan Shagun tak bisa menahan tangis saat menyambut rombongan Bupati Distrik Udaipur, Namit Mehta. Beberapa jam sebelumnya, salah satu anggota keluarga mereka bergegas ke Ahmedabad untuk mencari kabar—tapi yang ia temukan hanyalah abu dan daftar nama.

Dalam sejarah kecelakaan penerbangan India, tragedi ini akan dikenang bukan hanya karena jumlah korban, tapi karena kedalaman luka yang ditinggalkan. Ada yang kehilangan anak, ada yang kehilangan pasangan, ada yang kehilangan seluruh keluarga.

Dan di Banswara, malam itu, udara menjadi dingin bukan karena angin musim panas. Tapi karena kepergian belasan jiwa yang telah menggantungkan hidup mereka pada langit—dan tak pernah kembali.(mc,thenewindianexpress)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan