close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua DPR RI Puan Maharani saat membacakan pidato pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 pada Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2021)/Foto dok. DPR RI.
icon caption
Ketua DPR RI Puan Maharani saat membacakan pidato pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 pada Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2021)/Foto dok. DPR RI.
Politik
Jumat, 15 Januari 2021 14:39

Gempa guncang Majene, Puan: Kerahkan sumber daya daerah dan nasional

Ketua DPR RI turut berdukacita atas terjadinya gempa bumi di Sulbar.
swipe

Ketua Dewan Perwakil Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, turut berdukacita atas terjadinya gempa bumi yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1) dini hari.

"Kami turut berduka cita atas bencana ini, semoga korban meninggal dunia diterima amal baiknya oleh Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucap Puan dalam keterangannya, Jumat (15/1).

Dia meminta pemerintah daerah setempat melakukan operasi tanggap darurat dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk penanganan bencana.

"Utamakan penyelamatan dan pencarian korban, serta menolong masyarakat yang terdampak serta kerahkan sumber daya daerah dan nasional guna penyelamatan korban," kata Puan.

Koordinasi antar pemangku kepentingan, jelas Puan, sangat penting dilakukan mengingat guncangan gempa terasa hingga wilayah Palu, Sulawesi Tengah, Makassar, dan Sulawesi Selatan.

"Operasi tanggap darurat secara menyeluruh, penyelamatan para korban, penanganan terhadap kelompok rentan, pendirian RS lapangan, tempat pengungsian, dapur umum, serta mengantisipasi munculnya penyakit di tempat pengungsian," jelasnya.

Politikus PDI-P ini mengingatkan agar pemerintah daerah dan pemerintah pusat dapat mengantisipasi bencana susulan. Juga mengingatkan agar proses evakuasi dan penanganan bantuan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Lakukan antisipasi dan perkuat upaya pencegahan penanggulanagan bencana di setiap daerah. Terutama di daerah yang berkategori risiko tinggi bencana, agar dampak bencana dapat diminimalisasi demi melindungi masyarakat dan meminimalisasi  kerugian dan kerusakan jika suatu hari bencana terjadi," pungkasnya.

Sebelumnya, telah terjadi gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat, Kamis (14/1) hingga Jumat (15/1). BMKG mencatat total gempa yang terjadi sejak Kamis kemarin sebanyak 28 kali. Masing gempa dahyat tersebut berkekuatan magnitudo 5,9 pada Kamis (14/1) dan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1).

Hingga pukul 11.10 WIB tadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Mamuju mencatat ada delapan meninggal dunia, 637 luka-luka, dan 15.000 orang mengungsi akibat gempa dini hari tesebut.

Para pengungsi tersebar di 10 titik yang tersebar sepuluh desa di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Sendana. Kesepuluh desa tersebut yakni Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, dan Desa Limbua.

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan