sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Giliran Jusuf Kalla pasang badan untuk Rini Soemarno

Keterlibatan Arie Soemarno yakni kakak kandung Rini Soemarno ditegaskan Kalla hanya sebatas tim ahli dari industri gas.

Mona Tobing
Mona Tobing Senin, 30 Apr 2018 14:38 WIB
Giliran Jusuf Kalla pasang badan untuk Rini Soemarno

Obrolan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (persero) Sofyan Basir yang dikabarkan tentang bagi-bagi fee dibantah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kalla menyebut pembicaraan antara Rini dan Sofyan adalah soal investasi kerjasama. 

Kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden hari ini (30/4) Wapres menjelaskan bahwa obrolan di telepon antara keduanya adalah tentang private public partnership yang dapat dikelola antara Pemerintah dan swasta. Kalla menegaskan hal tersebut bukan lah soal bagi-bagi fee

"Saya tahu betul bahwa itu bukan soal fee. Sebaliknya obrolan tersebut andalah membangun suatu investasi dengan kerja sama lembaga Pemerintah dan swasta," ucap Kalla seperti dikutip Antara

Lebih lanjut, Kalla menjelaskan dalam pembicaraan tersebut dibahas mengenai ketentuan saham yang belum mendapatkan kesepakatan antara Kementerian BUMN dan BUMN listrik tersebut. Rini dan Sofyan membahas soal bagaimana aturan sahamnya. Khususnya, berapa besar Pemerintah lewat Kementerian BUMN mengenggam sahamnya. 

"Bukan berapa yang didapat oleh Rini Soemarno. Jadi pembicaraan itu saya tahu betul tidak ada bicara soal fee," tegas Wapres. 

Sementara itu, keterlibatan Ari Hernanto Soemarno yang merupakan kakak kandung Rini Soemarno dan mantan Direktur Utama Pertamina dijelaskan oleh Kalla sebagai pihak yang mengerti tentang gas. Sehingga pendapat Ari diperlukan dalam proyek tersebut. Kalla membela bahwa posisi Ari Soemarno sebagai tim ahli. 

Bahkan Kalla mengatakan jauh sebelum Rini menjadi menteri, Ari Soemarno telah menjadi tim ahli. Jadi, kata Kalla dengan Rini tidak ada hubungannya. 

Sebelumnya, beredar rekaman perbincangan yang diduga Rini Soemarno dan Sofyan Basir terkait pembicaraan pembagian share sebuah proyek penyediaan energi dengan melibatkan PLN dan Pertamina. Dalam rekaman tersebut terdengar belum ada kesepakatan terkaitan nilai share antara kedua belah pihak.

Sponsored

Begini kira-kira isi percakapan yang bocor: 

"Yang penting gini Pak, saya ambil ini dua, Pertamina ya Pak, sama PLN. Ya keduanya punya saham lah, dikasih kecil," kata perempuan yang diduga Rini.

"PLN waktu itu kan saya ketemu Pak Ari (Soemarno) juga, Bu. Saya bilang, Pak Ari mohon maaf masalah share ini kita duduk bareng lagi lah Pak Ari," kata pria yang diduga Sofyan Basir.

Tempuh upaya hukum 

Di sisi lain, kasus penyadapan rekaman percakapan telepon Rini Soemarno dan Sofyan Basir akan ditempuh secara hukum. Rencananya, Sofyan Basir akan membawa kasus penyadapan rekaman percakapan ke ranah hukum.

"Merekam itu saja sudah salah, tidak ada kasus dan barang belum jadi. Mengedarkan juga salah. Jadi, tentunya akan ada konsekuensi hukum," katanya akhir pekan lalu. 

Sofyan Basir mengatakan bahwa rekaman yang beredar di tengah masyarakat tidak utuh karena ada pihak yang sengaja mempermainkan. Mantan Direktur Utama Bank BRI ini menegaskan bahwa diskusi dengan Menteri terkait dengan kepemilikan saham oleh PLN ketika melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta. 

Pada percakapan tersebut, kata dia, Menteri BUMN menginginkan agar pada proyek regasifikasi yang digagas oleh Tokyo Gas, Mitsui dan Bumi Sarana Migas. Nah, PLN tidak hanya menjadi penonton tetapi juga ikut dalam setiap bisnisnya.

"Memang kami fokus pada program 35.000 megawatt, tetapi jangan potensi yang baik ditinggalkan," katanya. 

Ia mengatakan bahwa istilah "saya" yang dikatakan oleh Sofyan pada percakapan tersebut, yaitu mewakili PLN. Rini, kata Sofyan mengatakan PLN diusahakan harus memiliki saham untuk kepentingan PLN itu sendiri. 

Berita Lainnya
×
tekid