close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapatkan sejumlah keuntungan usai ditunjuknya Kaesang Pangarep menjadi Ketum PSI. Twitter/@RajaJuliAntoni
icon caption
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapatkan sejumlah keuntungan usai ditunjuknya Kaesang Pangarep menjadi Ketum PSI. Twitter/@RajaJuliAntoni
Politik
Selasa, 26 September 2023 18:07

Kaesang jadi ketum, ini keuntungan yang didapatkan PSI

Kaesang resmi bergabung dengan PSI, Sabtu (23/5). Dua hari berselang, ia ditunjuk sebagai Ketum PSI.
swipe

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai bakal mendapatkan banyak keuntungan dari ditunjuknya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, sebagai Ketua Umum (Ketum). Misalnya, berpeluang menjadi besar lantaran manuver itu bakal memperlebar potensi partai berlogo mawar putih ini meraih dukungan publik, utamanya loyalis Jokowi.

Kaesang resmi bergabung dengan PSI seiring diterimanya kartu tanda anggota (KTA), Sabtu (23/5). Dua hari berselang, Senin (25/5), ia ditunjuk sebagai Ketum PSI dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Djakarta Theater.

"Masuknya Kaesang ke PSI akan membuka peluang besar bagi PSI untuk penetrasi lebih jauh ke segmen pemilih loyal Jokowi, baik Jawa maupun luar Jawa. Khususnya di Sumatera Utara di barat Indonesia dan juga wilayah Indonesia timur," ucap Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, dalam keterangannya, Selasa (26/9).

Operasi politik untuk mengantarkan kader-kader PSI ke Senayan pun berpeluang dilakukan seiring adanya janji Kaesang. Partai politik (parpol) akan mendapatkan kursi di DPR jika lolos ambang batas parlemen (parlimentary threshold) 4% pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

"Janji Kaesang untuk meloloskan PSI dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4% besar kemungkinan akan mendorong terjadinya operasi politik yang masif, yang didukung oleh kekuasaan karena hal ini menyangkut karier dan kredibilitas politik putra sang penguasa," tuturnya. "Karena itu, di satu sisi, ini menjadi angin segar bagi PSI yang akan semakin dinamis dan kompetitif."

Selain itu, PSI mengancam suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), termasuk efek ekor jas (coat-tail effect) Pilpres 2014 dan 2019. Apalagi, Kaesang telah menyerukan agar para relawan Jokowi berjuang bersama PSI. "Artinya, potensi naiknya elektabilitas PSI berpeluang menciptakan 'kanibalisme elektoral' pada basis pemilih PDIP sebab keduanya memiliki basis pemilih bercorak nasionalis yang relatif serupa," katanya.

Di sisi lain, Khoirul berpandangan, penunjukan Kaesang sebagai nahkoda PSI sebagai kesinambungan pola yang pernah diterapkan dalam suksesi kepemimpinan internal. Dicontohkannya dengan Grace Natalie sebagai Ketum pertama PSI.

"Tampaknya PSI mengedepankan figur yang memiliki selling point sebagai simbol political branding and marketing yang mereka jalankan. Misalnya, penetapan Grace Natalie sebagai Ketum pertama PSI merepresentasikan identitas politisi muda, politisi perempuan, dan mewakili kelompok minoritas sehingga menyimbolkan komitmen nilai-nilai solidaritas yang mereka usung," bebernya.

"Demikian halnya dengan Kaesang. Ia didapuk sebagai Ketum, salah satunya, sebagai simbol anak muda sekaligus merepresentasikan keluarga Jokowi sehingga bisa menjadi mesin politik yang efektif untuk mengeruk massa pendukung loyal Jokowi," imbuh dosen Universitas Paramadina ini.

Lebih jauh, Khoirul berpendapat, ditunjuknya Kaesang sebagai Ketum PSI merupakan hat-tick bagi Jokowi dalam mengantarkan pewarisnya ke dunia politik. "Sebelumnya, anak sulung Jokowi, Gibran, dan menantunya, Bobby, diberikan 'keleluasaan' untuk memenangi kontestasi politik lewat Pilkada Surakarta dan Medan," jelasnya.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan