sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PKB "sentil" NasDem: Kenapa Pak Jokowi dibenturkan dengan Anies?

Pernyataan kader NasDem, Zulfan Lindan, yang menyebut Anies sebagai antitesis Jokowi menuai kritik dari mitra koalisi pemerintah.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Kamis, 13 Okt 2022 13:55 WIB
PKB

Pernyataan politikus Partai NasDem, Zulfan Lindan, yang menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai antitesis Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikritik mitra koalisi pemerintah. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satunya.

Menurut Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, pernyataan Zulfan tidak tepat dan etis. "Kenapa Pak Jokowi seakan dibenturkan dengan Anies Baswedan?" ucapnya, Kamis (13/10).

Anies merupakan calon presiden (capres) yang diusung NasDem pada 3 Oktober silam. Bagi Jazilul, hak NasDem untuk mendeklarasikan seseorang sebagai capres, termasuk Anies. 

Dirinya juga menghormati langkah NasDem ke depannya, apakah akan tetap berada di dalam Koalisi Indonesia Maju, yang berisi para pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, ataupun sebaliknya. "Keluar menjadi oposisi."

Kata Wakil Ketua MPR ini, NasDem juga berhak untuk menarik para kadernya dari Kabinet Indonesia Maju sebagai pembantu Jokowi. Namun, hal tersebut dikembalikan kepada Presiden sebagai pemegang hak prerogatif.

"Kalau soal reshuffle kabinet, itu hak mutlak Presiden Jokowi. Namun, NasDem juga punya hak untuk menarik menterinya keluar dari kabinet. Karena itu, saya tidak mau spekulasi," tutur Jazilul.

Zulfan sebelumnya menyebut, Anies merupakan antitesis Jokowi. Dia menerangkan, Jokowi merupakan figur yang berpikir dan kerja, sedangkan Anies memiliki kemampuan berpikir dan dituangkan dalam sebuah kebijakan.

Menurutnya, kemampuan itu berbeda dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Dalihnya, kedua nama yang elektabilitasnya bersaing dengan Anies tersebut memiliki karakter yang cenderung mirip dengan Jokowi.

Sponsored

"Nah, kita mengharapkan dari dua ini, dari Jokowi ini, dari Anies ini. Sintesa-nya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029. Jadi, harus ini karena kalau memang misalnya Ganjar, dari tesa ke tesa, enggak ada antitesa. Prabowo dari tesa ke tesa, enggak ada antitesa," paparnya dalam sebuah dialog, Selasa (11/10) lalu.

Berita Lainnya
×
tekid