sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rizal Ramli bakal dukung Jokowi jika Mendag dipecat

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli bakal berbalik mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019.

Adi Suprayitno
Adi Suprayitno Rabu, 16 Jan 2019 21:45 WIB
Rizal Ramli bakal dukung Jokowi jika Mendag dipecat

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli bakal berbalik mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019.

Ekonom ini mengaku akan mendukung dan mengampanyekan Joko Widodo pada Pemilu Presiden 17 April 2019 dengan catatan Jokowi berani memecat Menteri Pedagangan Enggartiasto Lukita.

Rizal mengaku kebijakan ekonomi Presiden Jokowi yang paling banyak mendapat rapor merah adalah impor pangan. Sebab, jargon kerja yang didengungkan Jokowi hanya menguntungkan mancanegara seperti Thailand dan Vietnam di bidang pertanian dan Australia di bidang garam.

"Harus ada simbolik perubahan seperti reshuffle Menteri Perdagangan Enggartiasto, meski kurang tiga bulan lagi. Kalau tidak, ya sama saja tidak akan ada perubahan," tegas Rizal di Surabaya, Rabu (16/1).

Rizal mengaku pernah bertanya langsung kepada Prabowo dan Jokowi terkait langkahnya jika terpilih menjadi presiden dalam mengatasi persoalan impor pangan dan melawan godaan bantuan keuangan dari para taipan kartel impor.

"Jawaban Prabowo lebih bagus bahwa sejak keluar dari TNI, Prabowo menjadi ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) karena ingin mewujudkan kedaulatan pangan. Kalau terima duit taipan kartel itu sama saja dia ingin menembak kakinya sendiri," paparnya.

Sementara Presiden Jokowi ketika ditanya apakah akan mempertahankan kartel impor pangan atau tidak, hingga sekarang belum dijawab. "Kalau dia jawab akan mempertahankan, maka saya akan kampanye jangan pilih Jokowi. Tapi kalau jawabannya akan mengganti sistem ini supaya lebih adil, maka saya akan minta bukti simbolik seperti pecat Mendag," kelakar Rizal Ramli.

Kebijakan ekonomi Indonesia, kata dia, khususnya menyangkut dana kredit perbankan sebesar 83% dikuasai masyarakat kalangan atas. Sedangkan sisanya sebesar 17% hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke bawah. Dengan begitu, kebijakan afirmatif yang bisa dilakukan pemerintah harusnya minimal 50:50.

Sponsored

"Kalau itu dilakukan, bisa menciptakan lapangan kerja yang banyak sekali sehingga perekonomian tumbuh," jelas Rizal Ramli.

Rizal menjelaskan, secara garis besar ekonomi menyangkut kestabilan harga-harga kebutuhan pokok, lapangan pekerjaan dan indikator-indikator makro ekonomi. Mengingat, selama dua tahun terakhir indikator makro ekonomi semakin negatif. Bahkan, neraca perdagangan tahun 2018 defisit US$8,57 miliar atau terjelek sejak 1975 sehigga current account deficit (CAD) rendah dan berakibat rupiah terpuruk.

Dampak lainnya adalah Indonesia mudah terpengaruh oleh kebijakan negara lain. Salah satunya di Brasil mengalami krisis, Indonesia juga terbatuk-batuk. Begitu juga ketika Amerika Serikat menaikkan suku bunga, Indonesia langsung terpuruk.

Di kawasan negara-negara Asean, menurut dia ekonomi Indonesia paling banyak grafik merahnya dan Thailand sedikit dibawahnya. Jika negara Asean terdampak, seharusnya bukan hanya Indonesia yang terdampak, tapi juga seluruh Asean.

 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid