sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sikap blunder Prabowo bakal gerus suara kaum millenial

Sikap blunder yang kerap dilakukan oleh Prabowo Subianto diprediksi bakal menggerus suara kaum millenial yang merupakan pemilih potensial.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Sabtu, 07 Apr 2018 00:34 WIB
Sikap blunder Prabowo bakal gerus suara kaum millenial

Sikap blunder yang kerap dilakukan oleh Prabowo Subianto diprediksi bakal menggerus suara kaum millenial yang merupakan pemilih potensial di Indonesia.

Karakteristik kaum millennial adalah mereka yang kreatif, percaya diri dan terhubung dengan media. Terlebih, kaum millenial tidak pernah mau menjadi objek politik yang hanya sebagai mesin peningkat elektoral partai. 

Sehingga tidak heran, kaum millenial mudah sekali mengubah pilihannya dan mudah terbawa pengaruh seperti keluarga, teman bahkan media-media. Apalagi, masih banyak pandangan pemuda yang berpandangan bahwa politik itu kotor.

Pengamat Politik Pangi Sarwi Chaniago mengatakan, jika ditentukan berdasarkan usia kaum millenial terbagi menjadi dua bagian, yaitu kaum millenial tua yang berada pada usia 28-38 tahun. Dan kedua yang berada pada kelahiran tahun 1991 – 1999.

Dia menegaskan, kaum millenial merupakan kaum yang cair, sehingga salah jika partai yang menginginkan partisispasi kaum millenial masih menggunakan cara-cara yang otoriter, karena kaum millenial merupakan kaum yang menyukai oligarki.

Terlebih lagi, kaum-kaum tersebut juga tidak menyukai gaya kampanye yang blak-blakan dengan menyuruh mereka memilih pasangan calon tertentu, karena kencenderungannnya mereka menyukai hubungan yang sifatnya jangka panjang, bukan yang singkat.

“Generasi millennial tidak menyukai kampanye yang langsung blak-blakan untuk memilih, yang hanya melihat objeknya. Mereka kaum millennial tidak mau menjadi objek politik hanya penggerus elektoral semata artinya ini mereka cair dan tidak takut dan sangat tidak loyal,” ujarnya dalam diskusi partispasi generasi millenial dalam pemilu 2019 yang dilaksanakan oleh Anak Muda Partai Golkar (AMPG) di Jakarta, Jumat (4/6).

Belakangan ini, partai-partai mencoba merebut ceruk partisipan dari para kaum millenial. Sehingga, tidak heran jika semua partai saat ini mengaku paling millennial, baik partai kanan maupun partai kiri yang sedang mengambil corong kaum millenial populis.

Sponsored

Partai Gerindra merupakan partai yang paling berhasil mengambil ceruk dari kaum millenial. Hanya saja, belakangan Prabowo melakukan blunder yang membahayakan partainya. Padahal anak-anak muda lebih menyukai hal-hal yang optimisme bukan pesimisme.

Sehingga, dengan pidato yang dikatakan Prabowo mengenai 2030, bisa menggerus pemilih millennial dari Prabowo. Padahal, generasi millennial bisa menjadi kunci dalam kemenangan Pilpres maupun dalam Pemilu 2019 mendatang.

Sebaliknya, Joko Widodo berhasil masuk kedalam segmen kaum millenial, terutama masuk kedalam musik, hobi atau olahraga, bahkan film sekalipun. Jokowi sangat tau apa yang menjadi hobi dan kebiasaan mereka, yang belum dilakukan oleh kompetitornya.

Meskipun dia belum mengetahui apa saja keinginan dari kaum millenial, akan tetapi dengan memasuki wilayah kesuakaan dan membuat Jokowi mudah terkoneksi dengan generasi millennial. Terbukti yang dilakukan Jokowi cukup berhasil dalam mengambil empati dari dari kaum millennial.

Kader Anak Muda Partai Golkar (AMPG) Ahmad Irawan mengatakan sekitar 40% pemilih pada tahun 2019 merupakan generasi milenial. Jika merujuk kepada tahun 2014, partisipasi dalam konteks pemberian suara melibatkan 72% pemilih.

“Nah, dalam pilpres saat itu partisipasi hanya 69,8% artinya kalau ada 40% generasi millenial siapa yang bisa menarik perhatian dari kaum millenial maka bisa memenangkan pemilu,” jelasnya ditengah diskusi.

Dia meyakini, saat ini partai Golkar sudah dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip yang disukai oleh anak muda yaitu menyukai tantangan, selain itu dalam mengatasi masalah internal Golkar juga dikelola secara konsensus.

Berita Lainnya
×
tekid