Efek domino kemunduran Mahfud

Kemunduran Mahfud diikuti pejabat di lingkungan Istana dan petinggi BUMN. Namun, itu tidak cukup untuk 'memukul' Jokowi.

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berkampanye naik motor vespa di Pekanbaru, Riau, Januari 2024. /Foto Instagram @mohmahfudmd.

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD resmi mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI. Surat pengunduran diri Mahfud telah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (1/2). 

"Secara resmi dan dengan penuh hormat hari ini nyatakan surat menyatakan minta atau mohon berhenti. Saya juga mohon maaf ke beliau kalau ada masalah-masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik," kata Mahfud dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan.

Langkah Mahfud diikuti Jaleswari Pramodhawardani. Berbarengan dengan Mahfud, Dhani, sapaan akrab Jaleswari mengumumkan mundur dari jabatan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP) per 1 Februari 2024. Di Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), Dhani menjabat sebagai Deputi Inklusi. 

Dhani mengatakan perlu mundur demi menegakkan etika pejabat publik. Menurut Dhani, tidak etis jika dia masih bekerja di bawah Jokowi selagi aktif mendukung pasangan Ganjar-Mahfud. Apalagi, Jokowi kian terang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran). 

"Saya dapat dipersepsikan sebagai beban politik bagi Bapak Presiden maupun lembaga kepresidenan secara umum dikarenakan pilihan politik pribadi saya," ujar Dhani dalam keterangan pers yang diterima Alinea.id