sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Airlangga beber faktor neraca perdagangan nasional surplus

Meski demikian, dia mengingatkan, momentum pemulihan ekonomi global ini masih dihadapkan dengan berbagai risiko.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Jumat, 26 Nov 2021 15:58 WIB
Airlangga beber faktor neraca perdagangan nasional surplus

Pemulihan permintaan global dan kenaikan harga komoditas global disebut sebagai faktor yang mendorong neraca perdagangan Indonesia surplus selama 18 bulan berturut-turut. Akumulasi surplus sepanjang 2021 mencapai US$30,8 miliar.

"Pada saat yang sama, kinerja sektor eksternal kita juga mendukung fundamental ekonomi. Pemulihan permintaan global dan kenaikan harga komoditas global mendorong neraca perdagangan," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Kamis (25/11).

Meski demikian, dia mengingatkan, momentum pemulihan ekonomi global ini masih dihadapkan dengan berbagai risiko, seperti Covid-19 dan variannya, krisis energi dan inflasi global, tapering off The Fed, dan lain-lain. Karenanya, harus tetap waspada dan menyiapkan sejumlah strategi mitigasi guna menjaga momentum pemulihan.

"Pencapaian target pertumbuhan ini akan tergantung pada efektivitas langkah-langkah untuk mengendalikan pandemi. Pemerintah terus memperkuat pengendalian pandemi untuk memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.

"Penguatan di hulu akan dilakukan melalui percepatan vaksinasi, peningkatan testing, dan tracing, serta pengendalian mobilitas masyarakat melalui pembatasan kegiatan (PPKM) dan peningkatan disiplin protokol kesehatan,” sambungnya.

Airlangga menambahkan, Indonesia juga akan terus memperluas cakupan vaksinasi guna menciptakan kekebalan komunal (herd immunity). Dengan begitu, laju penularan Covid-19 diklaim bakal terkendali.

“Berbagai upaya tersebut akan mendorong perbaikan pola aktivitas dan mobilitas masyarakat sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.

Dirinya melanjutkan, ekonomi global diproyeksikan tumbuh sebesar 5,9% (yoy) pascapandemi Covid-19.  
Dengan program target meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan sosial, menekan angka pengangguran dan kemiskinan, serta keluar dari middle income trap dalam jangka menengah hingga panjang.

Sponsored

Agar perekonomian lebih maju, Airlangga berpendapat, reformasi struktural menjadi kunci dan akan menjadi jembatan menuju transformasi ekonomi yang berkelanjutan melalui penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Beleid sapu jagat (omnibus law) itu bertujuan memudahkan penanaman modal sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja baru. 

Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, terdapat 246 bidang usaha prioritas yang terbuka untuk investasi disertai insentif fiskal/nonfiskal. Industri yang berorientasi ekspor dan berteknologi tinggi, misalnya, karena keduanya disebut sebagai pertumbuhan bagi perekonomian Indonesia.

"Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan strategis yang signifikan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional dan mempercepat reformasi struktural. Lebih banyak kebijakan akan datang. Kami akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan kebangkitan ekonomi Indonesia dari pandemi," pungkas Airlangga.

Berita Lainnya
×
tekid