sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Belanja infrastruktur hingga 4 Oktober 2020 di Kementerian PUPR baru 59,5%

Belanja infrastruktur akan terus dikebut dalam rangka meningkatkan daya saing.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 05 Okt 2020 16:56 WIB
Belanja infrastruktur hingga 4 Oktober 2020 di Kementerian PUPR baru 59,5%

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat realisasi belanja infrastruktur hingga 4 Oktober 2020 hanya mencapai Rp52,08 triliun, atau sebesar 59,5% dari pagu Rp87,61 triliun.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, belanja infrastruktur akan terus dikebut dalam rangka meningkatkan daya saing, sekaligus menjadi stimulus bagi sektor riil untuk tetap bertahan dan tumbuh pada masa pandemi Covid-19 ini. 

"Pada masa pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari turunnya investasi, demikian juga ekspor-impor. Sehingga satu-satunya yang menunjang pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah termasuk belanja infrastruktur," katanya Senin (5/10).

Belanja infrastruktur PUPR yang akan terus digenjot seperti pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata, dan pembangunan rumah MBR.

Sementara itu, untuk memitigasi dampak Covid-19, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) melalui 16 program dengan anggaran sebesar Rp12,32 triliun. 

"Program tersebut di antaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya," ujarnya. 

Di samping itu juga dialokasikan anggaran sebesar Rp1,36 triliun untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berupa perluasan Program Padat Karya berupa revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 km dengan anggaran Rp1 triliun.

Juga, pembelian produk rakyat berupa material tambalan cepat mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 ton sebesar Rp200 milar, modular rumah instan sederhana sehat sebanyak 4.700 unit senilai Rp125,04 miliar, modular rumah unggul sistem panel instan 250 unit senilai Rp5,28 miliar.

Sponsored

Kemudian, pembelian karet petani di Provinsi Bengkulu senilai Rp20 miliar, pengadaan alat light weight deflectometer (LWD) 33 unit senilai Rp5 miliar yang digunakan untuk menguji kekuatan struktur tanah dasar atau granular secara semi otomatis dan portable sehingga mudah dibawa ke lokasi proyek yang masih sulit diakses. 

Produk rakyat lain berupa big gun sprinkler 250 unit senilai Rp3,75 miliar, tandon air 300 unit senilai Rp1,80 miliar dan biodegester 500 unit senilai Rp 1,60 miliar.

Selain itu untuk mendukung peningkatan konektivitas, dialokasikan anggaran untuk pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton senilai Rp100 miliar dan pembelian resin ester 790,42 ton sebesar Rp25 miliar.
 

Berita Lainnya
×
tekid