sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI diminta perkuat pengaturan keluar masuk devisa

Misalnya, mewajibkan eksportir, khususnya dari BUMN menyerahkan hasil devisanya ke pemerintah, dalam hal ini ke Bank Indonesia.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Rabu, 25 Apr 2018 10:23 WIB
BI diminta perkuat pengaturan keluar masuk devisa

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (25/4) pagi  bergerak melemah sebesar 18 poin menjadi Rp13.892 dibanding posisi sebelumnya Rp13.874 per dollar AS.

Bank Indonesia sebagai penjaga perkembangan moneter Indonesia tentunya memiliki tanggungjawab menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satu instrumen yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan operasi pasar. 

Tetapi sebenarnya ada instrumen lain yang bisa dilakukan Bank Indonesia, yaitu dengan menggunakan kebijakan capital flow management dan capital control.

Direktur Penelitian CORE Piter Abdullah, menjelaskan, capital inflow management ini seharusnya dilakukan Bank Indonesia. Caranya dengan mengatur dana atau investasi yang masuk untuk tidak mudah keluar. "Kita relatif tidak cukup ketat untuk mengatur itu," terang Piter, Selasa (24/4). 

Capital inflow management memang merupakan kewenangan Bank Indonesia. Bank Indonesia bisa melakukan itu tanpa harus meminta persetujuan dari Presiden dan DPR.

Capital control  bukan upaya melarang orang memiliki devisa. Misalnya, mewajibkan eksportir, khususnya dari BUMN menyerahkan hasil devisanya ke pemerintah, dalam hal ini ke Bank Indonesia. Seharusnya bisa dilakukan Bank Indonesia," jelas Piter. 

Jika memang Bank Indonesia menahan suku bunga, harus menyiapkan ini lebih awal. Supaya ketika The Fed menaikkan suku bunga lagi, tidak terjadi lonjakan capital outflow.  

Kalau Bank Indonesia mampu membawa rupiah di angka Rp 13.800 dan kemudian inflasi terjaga. Bank Indonesia diyakini akan mampu menahan suku bunga, sehinga memiliki modal untuk menahan suku bunga pada level bawah. Jadi, sejauh mana BI menahan suku bunga di level bawah dipengaruhi keberhasilan mengelola nilai tukar dan inflasi. 

Sponsored

Sementara PT Bank Mandiri Persero Tbk memperkirakan Bank Indonesia akan melakukan intervensi di pasar keuangan hingga rupiah menguat di kisaran Rp13.700-Rp13.900 per dollar AS sepanjang kuartal II 2018.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyarankan Bank Indonesia dalam jangka waktu menengah untuk menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate, guna mencegah banyak modal asing yang keluar dari pasar saham dan obligasi.

"Jadi rasanya suku bunga The Fed naik akan terakselerasi. Indonesia jika tidak merespon, nanti ada selisih, nanti ada 'sell-off' dan penjualan di ekuitas," kata Tiko seperti dilansir Antara.

Setelah modal asing keluar dari pasar saham, bukan tidak mungkin investor juga akan mengalihkan dananya dari pasar obligasi, karena selisih antara imbal hasil obligasi di negara-negara maju dan Indonesia menyempit.

Selain itu, prospek pertumbuhan ekonomi di AS juga meningkat yang akan memicu kenaikan inflasi sehingga imbal hasil "yield" obligasi pemerintah AS, Treasury Bill, juga terangkat. Per Selasa ini, "yield" Treasury Bill bertenor 10 tahun mencapai tiga persen.

Bank Indonesia diperkirakan akan melakukan intervensi besar-besaran pada akhir kuartal II 2018, ketika momentum kenaikan suku bunga Federal Reserve yang kedua kali semakin dekat.

Tekanan terhadap rupiah itu juga akan semakin berat saat itu, karena korporasi banyak yang membayar dividennya ke luar negeri sehingga permintaan valas melonjak. "Maka itu, Bank Indonesia masih bisa memperkuat rupiah di Rp13.700-Rp13.900 per dolar AS," ujarnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid