Bos BRI ungkap manfaat penyaluran PEN ke BRI

Pemerintah telah mengucurkan berbagai program bantuan dan relaksasi di bidang ekonomi ke masyarakat selama pandemi Covid-19. Program-program tersebut tak jarang melibatkan peran serta Himpunan Bank Negara (Himbara).

Salah satu Himbara yang turut aktif berperan serta adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, selain memberikan manfaat kepada masyarakat, penyaluran stimulus tersebut juga turut membantu perbankan.

Selama ini ada tiga jenis stimulus yang disalurkan pemerintah. Pertama, berupa investasi pemerintah, seperti penempatan dana dalam bentuk deposito di BRI.

"Tahap pertama Rp10 triliun, tahap kedua Rp5 triliun, totalnya Rp15 triliun. Ini murni penempatan dana pemerintah dalam bentuk likuiditas. BRI diminta untuk menyalurkan kredit tiga kali lipat dan itu sudah kami penuhi dan laksanakan dengan baik," kata Sunarso dalam konferensi pers virtual BRI, Kamis (21/1).

Jenis stimulus kedua berupa belanja pemerintah atau government spending. Belanja ini dilakukan dalam bentuk subsidi, subsidi bunga, banpres usaha mikro (BPUM), subsidi gaji pekerja, dan lain sebagainya. Subsidi jenis ini berkaitan langsung dengan penyaluran kredit.

Sebagai informasi, hingga Desember 2020, penyaluran subsidi bunga kredit UMKM BRI mencapai Rp5,46 triliun ke lebih dari 6,5 juta penerima subsidi. Kemudian, penyaluran KUR super mikro mencapai Rp8,66 triliun ke lebih dari 985.000 nasabah dan penyaluran subsidi gaji melalui BRI mencapai Rp6,54 triliun ke lebih dari 5 juta penerima.

Sunarso mengungkapkan, dalam skema ini, BRI mendapatkan pembayaran bunga dari pemerintah saat masyarakat mengambil kredit.

"Tetapi, bagaimana dengan bantuan seperti BPUM yang tidak dicatat sebagai aset kredit? BRI dapat apa? BRI dapat customer baru dan penambahan rekening baru," ujar dia.

Dengan BPUM, rekening yang baru dibuka diharapkan bisa lebih aktif dan menjadi customer base baru BRI. Setelahnya, diharapkan bisa tumbuh menjadi partner bisnis BRI.

Tambahan nasabah yang diberikan bantuan pemerintah ini penting sebagai sumber pertumbuhan baru BRI. Hingga Desember 2020, penyaluran BPUM telah mencapai Rp18,64 triliun ke lebih dari 7,7 juta usaha mikro.

Sedangkan stimulus ketiga pemerintah adalah dalam bentuk penjaminan kredit. Dengan stimulus ini, BRI bisa memberikan kredit yang risikonya dijamin oleh pemerintah melalui APBN.

"Apa tidak akan menjadi non-performing loan (NPL)? Pemerintah juga menyadari dalam situasi sulit ini, (bank) dipaksa memberikan pinjaman (lending) bisa menimbulkan NPL. Tapi risiko itu dicover oleh penjaminan oleh pemerintah," ucap dia.

Adapun hingga Desember 2020, penyaluran kredit dengan skema penjaminan pada segmen kecil dan ritel BRI, mencapai Rp8,73 triliun kepada lebih dari 14.000 nasabah.