sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

CIPS: Pemerintah harus meningkatkan produktivitas kedelai

Petani kedelai nasional dihadapkan pada berbagai persoalan yang membuat kedelai produksi mereka tidak bisa terserap.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 05 Jan 2021 16:31 WIB
CIPS: Pemerintah harus meningkatkan produktivitas kedelai

Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mendorong pemerintah untuk fokus pada upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas kedelai nasional. Lebih lagi Indonesia adalah konsumen terbesar kedelai setelah China .

Head of Research CIPS Felippa Ann Amanta mengatakan, petani kedelai nasional dihadapkan pada berbagai persoalan yang membuat kedelai produksi mereka tidak bisa terserap oleh pasar secara maksimal. 

"Kedelai nasional sulit terserap karena tidak mampu bersaing dengan kedelai impor yang berkualitas lebih baik dengan harga lebih murah," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1).

Selain persoalan produktivitas, harga jual di tingkat petani juga dinilai berpengaruh besar terhadap pengembangan kedelai lokal, sehingga tak jarang petani lebih memilih menanam komoditas lain.

Padahal, tingkat konsumsi kedelai nasional terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor kedelai Indonesia sepanjang semester I-2020 mencapai 1,27 juta ton atau senilai US$510,2 juta atau sekitar Rp7,52 triliun.

Sebanyak 1,14 juta ton di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Sementara itu kalau dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, total impor kedelai mencapai 2,67 juta ton di 2017, 2,58 juta ton di 2018, dan 2,67 juta ton di 2019.

Dia memaparkan, persoalan yang harus diatasi lebih dulu untuk meningkatkan produktivitas kedelai nasional adalah persoalan iklim. Karena kedelai adalah tanaman subtropis, sehingga pertumbuhan di daerah tropis seperti Indonesia menjadi tidak maksimal. 

Untuk itu, usaha produksi kedelai di Indonesia harus menyesuaikan dengan pola dan rotasi tanam. Selain itu, kedelai jenis tanaman yang membutuhkan kelembaban tanah yang cukup dan suhu yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimal. 

Sponsored

Sementara itu di Indonesia, curah hujan yang tinggi pada musim hujan sering berakibat tanah menjadi jenuh air. Selain itu drainase yang buruk juga menyebabkan tanah juga menjadi kurang ideal untuk pertumbuhan kedelai. 

Permasalahan lahan yang terbatas juga perlu diperhatikan. Ia memaparkan, lahan yang cocok untuk ditanami kacang kedelai harus memiliki kadar pH yang netral dengan kedalaman minimal 20 sentimeter. Jenis lahan seperti ini tidak tersedia di semua wilayah Indonesia.

“Tentu saja meningkatkan produktivitas bukanlah hal mudah, oleh karena diperlukan pembinaan dan pendampingan bagi petani kedelai, serta investasi. Dengan pembinaan yang intensif maka produktivitas yang lebih tinggi meningkat," ujarnya.

Felippa pun menuturkan, pembinaan dapat dilakukan, antara lain dengan penggunaan benih, pupuk dan sarana produksi lain yang tepat. Pembinaan juga dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta.

Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah penggunaan lahan yang hanya diperuntukkan untuk kedelai. Hal ini dikarenakan usaha produksi kedelai di Indonesia dilakukan pada musim tanam yang tidak selalu ideal untuk pertumbuhan tanaman, karena harus menyesuaikan dengan pola dan rotasi tanam. 

Berita Lainnya
×
tekid