sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dampak BBM naik, YLKI imbau pemerintah waspada aji mumpung dan siapkan dana tabungan minyak

Ia juga menjelaskan, terdapat beberapa catatan penting yang harus diperhatikan pemerintah usai menaikkan harga BBM.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Minggu, 04 Sep 2022 12:59 WIB
Dampak BBM naik, YLKI imbau pemerintah waspada aji mumpung dan siapkan dana tabungan minyak

Sehari sudah pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terhitung sejak Sabtu (3/9) kemarin. Pro dan kontra sebagai tanggapan kenaikan BBM masih terus ramai disampaikan oleh beragam lapisan dan kelompok masyarakat. Seperti Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi yang menilai kenaikan BBM seperti buah Simalakama.

“Kebijakan menaikkan harga BBM bak buah Simalakama. Tak dinaikkan, finansial APBN makin bleeding dan akan mengorbankan sektor lain. Jika dinaikkan, potensi efek dominonya sangat besar,” ujar Tulus Abadi dalam keterangannya, Minggu (4/9).

Menurutnya, jika BBM dinaikkan seperti saat ini, maka dampak rambatannya antara lain berpotensi memukul daya beli masyarakat konsumen dengan ditandai tingginya angka inflasi.

Ia juga menjelaskan, terdapat beberapa catatan penting yang harus diperhatikan pemerintah usai menaikkan harga BBM, antara lain, pemerintah harus menjamin rantai pasok komoditas bahan pangan tidak terpengaruh signifikan karena harga BBM naik dengan cara menyederhanakan dan memperlancar jalur-jalur distribusi agar tidak jadi celah untuk menaikkan harga bahan pangan.

“Jangan jaddikan kenaikan harga BBM ini untuk aji mumpung menaikkan komoditas pangan dan komoditas lainnya,” tegas Tulus.

Tulus juga meminta agar pemerintah pusat dan daerah harus tetap memberikan subsidi bagi angkutan umum, atau bentuk insentif lainnya. Hal ini penting agar tarif angkutan umum tidak mengalami lonjakan tajam usai harga BBM naik. Pasalnya jika tarif angkutan umum meningkat tinggi, ini akan kontra produktif dengan hakikat angkutan umum itu sendiri.

“Justru akan kontra produktif bagi nasib angkutan umum itu sendiri, karena akan ditinggalkan konsumennya yang memilih pindah ke sepeda motor atau kendaraan pribadi,” jelas Tulus.

Reformasi pengalokasian subsidi BBM juga harus dilakukan pemerintah, agar penerima subsidi BBM tepat sasaran pada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan nama dan alamat mereka. Tulus menyebutkan, berdasar pada kajian Bank Dunia, sebanyak 70 persen subsidi BBM tidak tepat sasaran karena dinikmati kelompok menengah dan mampu.

Sponsored

Lebih lanjut, Tulus menyarankan agar pemerintah mulai menyiapkan “oil fund” atau “dana tabung minyak”. Ini bertujuan agar di masa depan, pemerintah memiliki antisipasi dalam merespon naik turunnya harga minyak dunia.

“Dengan dana ini, jika harga minyak mentah sedang turun, maka selisihnya bisa disimpan dalam oil fund tersebut. Lalu jika harga minyak mentah sedang naik, maka tidak serta merta harga BBM di dalam negeri harus ikut naik,” pungkas Tulus.

Berita Lainnya
×
tekid