Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 dinilai mengalami peningkatan signifikan dari sisi kualitas layanan, meskipun biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) mengalami penurunan.
“Tidak ada masalah dengan turunnya biaya haji. Pelayanan tetap berjalan dengan sangat baik. Mulai dari konsumsi, akomodasi, transportasi, hingga logistik, semuanya menunjukkan peningkatan,” ujar Wakil Ketua DPR, Adies Kadir, usai melakukan peninjauan langsung terhadap pelaksanaan ibadah haji di Kota Madinah, Arab Saudi, Sabtu (31/5).
Untuk diketahui, berdasarkan data resmi dari Kementerian Agama (Kemenag), Bipih tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp93.410.286. Angka ini lebih rendah sekitar Rp7 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berkisar Rp100 juta per jemaah. Penurunan ini sempat menimbulkan kekhawatiran terkait kemungkinan penurunan kualitas layanan.
Namun, kekhawatiran tersebut terbantahkan. Menurut Adies, efisiensi dan manajemen yang baik justru menjadi kunci tercapainya layanan prima. “Ini menunjukkan pelayanan yang berkualitas tidak harus selalu identik dengan biaya yang mahal,” tegasnya.
Salah satu faktor utama meningkatnya kualitas layanan tahun ini adalah penerapan sistem syarikah haji. Pemerintah Arab Saudi menunjuk delapan perusahaan syarikah untuk secara langsung menangani kebutuhan jemaah, mulai dari makanan, penginapan, hingga transportasi.
Sistem ini dinilai lebih efektif dalam pengawasan dan evaluasi. “Dengan adanya delapan syarikah, kualitas pelayanan meningkat karena ada kompetisi sehat antar penyedia layanan. Hasilnya, hampir tidak ada keluhan dari jemaah, baik terkait makanan, pondokan, maupun layanan lainnya,” jelas Adies.
Ia juga menambahkan keberadaan syarikah memudahkan pemerintah dan DPR dalam memastikan kualitas pelayanan tetap terjaga dan sesuai standar yang telah ditetapkan.