sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gasifikasi batu bara Tanjung Enim ditargetkan rampung dalam 30 bulan

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan nilai investasi dari proyek ini mencapai US$15 miliar.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Senin, 24 Jan 2022 17:50 WIB
Gasifikasi batu bara Tanjung Enim  ditargetkan rampung dalam 30 bulan

Proyek hilirisasi batu bara melalui gasifikasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan akhirnya dimulai. Gasifikasi batu bara yakni mengubah batu bara kalori rendah menjadi produk Dimethyl Ether (DME) yang nantinya akan digunakan sebagai substitusi atau menggantikan liquefied petroleum gas (LPG).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan nilai investasi dari proyek ini mencapai US$15 miliar, dan ditargetkan akan rampung dalam 30 bulan ke depan.

Dia menjelaskan proyek ini merupakan kerja sama antara  PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), dan Air Products. Menurutnya proses investasi dari Air Products untuk hilirisasi DME sudah dilakukan sejak 2020.

"Realisasi investasi Rp33 triliun waktunya seharusnya 36 bulan tapi kami rapat dengan Air Products kami minta 30 bulan investasi full dari Amerika," paparnya dalam Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Senin (24/1).

Dia menjelaskan proyek ini akan membuka lapangan kerja 12 ribu - 13 ribu dari konstruksi. Kemudian sekitar 11 ribu -12 ribu di hilir oleh Pertamina. Saat sudah eksisting berproduksi di lapangan pekerja tetapnya 3 ribu yang langsung.

"Tapi kalau gak langsung multiplier effect-nya 3-4x lipat. Yang terpenting adalah kami laporkan hasil output dari gasifikasi untuk mengurangi impor," jelasnya.

Menurut Bahlil, program ini bisa terlaksana berkat kerja sama antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Investasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemenuhan LPG saat ini masih dominan dipenuhi dari impor. Jokowi mengatakan impor LPG saat ini mencapai Rp80-an triliun dari kebutuhan Rp100-an triliun impor.

Sponsored

"Rp80 triliun ini pun harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya sudah sangat tinggi. Subsidi kira-kira Rp60-Rp70-an triliun," kata Jokowi.

Dia meminta agar proyek ini rampung sesuai dengan waktu yang ditargetkan yakni 30 bulan. "Ini selesai 30 bulan jangan mundur-mundur lagi," pintanya.

Berita Lainnya
×
tekid