sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Iklim investasi di Surabaya tak terpengaruh aksi teror bom

Aksi teror secara beruntun dalam dua hari berturut-turut diyakini tak akan berpengaruh pada iklim investasi di Surabaya, Jawa Timur.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Selasa, 15 Mei 2018 04:36 WIB
Iklim investasi di Surabaya tak terpengaruh aksi teror bom

Aksi teror secara beruntun dalam dua hari berturut-turut diyakini tak akan berpengaruh pada iklim investasi di Surabaya, Jawa Timur.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira melihat, dampak aksi teror yang terjadi di Surabaya, Minggu (13/5) tidak berpengaruh terhadap laju ekonomi di Surabaya. 

Bhima menjelaskan, investor lebih mencermati data-data ekonomi makro dan tren kenaikan suku bunga acuan The Fed. 

"Saya kira pekan ini IHSG sangat mungkin kembali ke level 6.000. Sedangkan untuk iklim dunia usaha di lokasi Surabaya juga tidak terlalu terdampak. Pengembangan kawasan industri disekitar Surabaya juga bagus. Pelaku usaha saya kira sangat rasional melihat prospek jangka panjang," jelas Bhima kepada Alinea.id, Senin (14/5). 

Dia optimistis penanganan dari aparat kemanan unuk mengembalikan kondisi di Surabaya bisa berjalan cepat. Sehingga, dampaknya hanya bersifat temporer. 

Sampai sesi perdagangan siang, investor asing justru membukukan net buy atau pembelian bersih Rp68,6 miliar. Artinya, kepercayaan investor mulai pulih. 

Selain itu, kata dia, kuatnya kepercayaan investor juga terlihat beberapa saat lalu Mako Brimob dikuasai narapidana teroris hampir tidak berdampak ke sentimen pasar.  

"IHSG pada 9 Mei ditutup naik 2,31% dan pada 11 Mei naik 0,83%. Ada perbedaan efek dari bom seperti bom bali atau bom JW Marriot dengan aksi teror belakangan ini yang sifatnya menyerang target warga lokal dan aparat keamanan," terang Bhima. 

Sponsored

Semakin cepat respons aparat keamanan untuk menangkap pelaku teror, kian cepat kepercayaan investor pulih. Sehingga, tidak akan sampai teror bom menurunkan pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau PDB (Produk Domestik Bruto). 

Bhima menambahkan, dampak lain kemungkinan di sektor pariwisata yang sedikit menurun. Masyarakat juga akan mengubah perilaku untuk mengurangi belanja di pusat-pusat perbelanjaan. Sehingga, bisa berpengaruh ke konsumsi rumah tangga. 

"Padahal momentumnya sebentar lagi Ramadhan, dimana tingkat konsumsi paling tinggi sepanjang tahun. Intinya pemerintah dan aparat keamanan tetap harus mewaspadai ancaman terorisme berdekatan dengan penyelenggaraan kegiatan besar seperti Pilkada, Asian games dan IMF World Bank meeting di Bali," pungkas Bhima. 

Berita Lainnya
×
tekid