INDEF minta pemerintah tidak mengerem belanja
Seandainya saja tren belanja ini mengikuti dari tren penerimaan, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2022 lebih dari 5,01%

Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menyebutkan, Indonesia masuk ke dalam lima negara G20 yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal I-2022. Tetapi, capaian ini masih bisa berubah karena masih ada sembilan negara G20 yang belum mengumumkan capaian pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dikatakan cukup baik di triwulan pertama,” kata Eko saat koferensi pers secara online, Rabu (11/5).
Arab Saudi menempati peringkat pertama pertumbuhan ekonomi terbaik dari negara G20 pada kuartal I-2022, yakni hampir mencapai 10% lebih tepatnya 9,6%. Arab Saudi berhasil melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi IMF yang hanya sebesar 7,6%.
Kendati begitu, Eko menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 masih belum bisa mencapai target yang diberikan oleh IMF, yakni sebesar 5,4%.
“Setidaknya ini gambaran bahwa walaupun sudah 5% tetapi upaya untuk bisa memperbaiki kualitas ini menurut saya penting. Sehingga nanti harapannya bisa tumbuh lebih tinggi dan bisa mencapai target yang sesuai dengan ditentukan pemerintah,” kata Eko.
Capaian pada kuartal I-2022 menggambarkan membaiknya tren pemulihan ekonomi, meskipun belum melampaui target pertumbuhan tahunan. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu terjadi, salah satunya masih banyak kementerian atau lembaga yang mengerem belanja.
Padahal, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kuangan, pendapatan negara di 2022 meningkat signifikan dari Rp379,4 triliun menjadi Rp501 triliun.
“Pendapatan negara itu meningkat di triwulan I-2022. Tetapi sayangnya belanjanya direm. Jadi bisa kita katakan, seandainya saja tren belanja ini mengikuti dari tren penerimaan, maka kemungkinan kita bisa melihat pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama lebih dari 5,01%," ujarnya.
Eko mengatakan, kenaikan pendapatan negara pada kuartal I-2022 didukung kenaikan PPN, dan berbagai macam strategi perpajakan dan nonpajak. Naiknya pendapatan negara juga diiringi dengan pemulihan ekonomi itu sendiri sehingga pembayaran pajaknya juga lebih baik dibandingkan dengan 2021.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Kerawanan Pemilu 2024: Dari politik uang hingga intimidasi
Rabu, 31 Mei 2023 16:44 WIB
Buntut panjang peretasan bank syariah terbesar
Minggu, 28 Mei 2023 06:30 WIB