sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indocement bidik kenaikan penjualan 4% tahun 2019

Indocement akan mengandalkan dua brand yakni Semen Tiga Roda dan Rajawali. 

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Jumat, 22 Mar 2019 19:25 WIB
Indocement bidik kenaikan penjualan 4% tahun 2019

Emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membidik volume penjualan sebesar Rp15,80 triliun, atau naik 4% dari penjualan pada 2018 sebesar Rp15,19 triliun.

Direktur Utama Indocement Tunggal Praksa Chritsian Kartawijaya mengatakan, perusahaan telah menyiapkan strategi khusus untuk meningkatkan kinerja. Menurut dia, Indocement akan mengandalkan dua brand yakni Semen Tiga Roda dan Rajawali. 

“Selain itu, kita akan mengambil kesempatan setelah pemerintah mencoba membatasi impor klinker. Karena INTP supply-nya cukup banyak untuk klinker domestik," ujar Chritsian di Jakarta, Jumat (22/3).

Christian mengatakan Semen Tiga Roda, berkontribusi 93%-94% dari total penjualan Indocement dan 6% dari Rajawali. Untuk Rajawali, Indocement hanya akan menjualnya dengan terbatas, yakni di Jakarta, Jawa Barat, dan beberapa kota di Jawa Tengah. 

Untuk diketahui, Indocement berhasil mencatatkan pendapatan bersih perseroan 2018 naik mencapai 5,3% menjadi Rp15,19 triliun, dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp14,43 triliun. 

Menurut Chritsian, pendapatan bersih terutama karena kenaikan volume sebesar 7%. "Tapi perseroan berhasil menaikkan harga jual di semester kedua tahun 2018," kata Chritsian.

Kendati demikian, pencapaian pendapatan bersih pada 2017 lebih kecil dibandingkan pencapaian pada 2016 yang menyentuh Rp15,36 triliun. Hal itu dikarenakan perusahaan tidak bisa menekan biaya produksi yang akhirnya menyebabkan laba bersih perusahaan tidak mampu tumbuh positif. 

Laba bersih pada 2018 tercatat mencapai Rp1,15 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp1,68 triliun.  Indocement juga mengalami penurunan laba selama periode 2014-2018.

Sponsored

Total beban pokok pendapatan INTP pada 2018 sebesar Rp10,82 triliun atau tumbuh 9,09% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,42 triliun. Di samping itu, beban perusahaan juga naik pada pos bahan bakar, biaya listrik, bahan baku, dan biaya pengepakan. 

Sehingga, Indocement harus menekan beban pokoknya dan menghasilkan laba bersih pada 2018 hanya mencapai Rp1,15 triliun atau lebih rendah dibandingkan laba bersih pada 2017 yang mencapai Rp1,86 triliun. 

Ke depan, kata Christian, Indocement akan menghadapi persaingan yang ketat di pasar dengan masuknya pemain semen baru dan kelanjutan dari kelebihan pasokan semen. 

"Di semester kedua 2019, Indocement menganisipasi naiknya permintaan domestik bersumber dari lanjutan program infrastruktur dan ekspetasi peningkatan di sektor properti, baik hunian maupun komersial, sebagai efek domino dari infrastrukur yang lebih baik di berbagai daerah," ujarnya.

Pada 2019, Indonesia akan memiliki kapasitas terpasang sekitar 115 juta ton dan konsumsi atau permintaan semen, diperkirakan naik 4% ke level 72 juta ton. Sehingga ada oversupply sebesar 43 juta ton semen. 


 

Berita Lainnya
×
tekid