close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi biji kakao. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi biji kakao. Foto Pixabay.
Bisnis
Jumat, 13 Juni 2025 17:00

Indonesia pimpin kolaborasi global kopi dan kakao

Kopi dan kakao merupakan komoditas unggulan nasional yang harus menjadi prioritas.
swipe

Indonesia memperkuat perannya dalam memajukan pertanian kopi dan kakao berkelanjutan melalui kegiatan Capacity Building for Like-Minded Countries: Sustainable Coffee and Cacao 2025. Acara ini diikuti oleh 36 peserta dari 16 negara sehaluan (Like-Minded Countries/LMCs), dan terbagi dalam dua tahap: kunjungan lapangan di Lampung pada 13 Juni hingga 16 Juni serta sesi kelas di Bogor pada 16 Juni hingga 21 Juni 2025.

Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri, Dindin Wahyudin mengatakan, program ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, IPB University, dan Indonesian Aid, yang bertujuan mendorong pertukaran praktik terbaik antarpelaku pertanian kopi dan kakao dari berbagai negara. Dalam forum ini, para peserta yang terdiri dari petani, pengambil kebijakan, pelaku usaha, dan diplomat berdiskusi langsung mengenai pendekatan lokal menuju pertanian berkelanjutan.

“Petani rakyat adalah tulang punggung industri kopi dan kakao Indonesia, menyumbang lebih dari 90% produksi nasional. Mereka sangat berperan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pengentasan kemiskinan dan kelaparan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (13/6).

Ia menekankan pentingnya kerja sama antarnegara produsen untuk membangun tata kelola global yang adil, inklusif, dan berpihak pada kesejahteraan petani kecil.

Kepala Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University, Damayanti Buchori menjelaskan, bahwa kegiatan ini dirancang dengan pendekatan komprehensif dan praktis. Para peserta diajak mengunjungi kebun kopi dan kakao milik petani rakyat di Lampung yang telah menerapkan prinsip pertanian agroforestri, sistem tanam tumpangsari (intercropping), serta metode pertanian regeneratif tanpa bahan kimia.

“Melalui kunjungan ini, kami ingin menunjukkan pertanian tanpa deforestasi bukan hanya mungkin dilakukan, tapi sudah dijalankan oleh petani kecil dengan kearifan lokal,” jelas Buchori.

Di Bogor, peserta akan mempelajari rantai pasok kopi dan kakao dari hulu ke hilir bersama para ahli dan praktisi industri. Mereka juga akan mengunjungi Kebun Raya Bogor dan Teaching Factory Coffee di Sekolah Vokasi IPB untuk menyaksikan langsung proses pengolahan kopi.

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB,) Daniel Johan, menilai kegiatan ini strategis untuk masa depan industri kopi dan kakao Indonesia.

“Ini komoditas unggulan nasional yang harus menjadi prioritas. Pemerintah perlu mendorong hilirisasi seperti pada industri sawit agar nilai tambah dapat dinikmati petani dan pelaku usaha dalam negeri,” ujar Daniel kepada Alinea.id, Jumat (13/6).

Sementara, peserta berasal dari berbagai negara penghasil kopi dan kakao, yakni Argentina, Bolivia, Brazil, Ekuador, Ghana, Guatemala, Honduras, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Nigeria, Pantai Gading, Peru, Republik Dominika, St. Lucia, dan Thailand.

Melalui sinergi antarnegara sehaluan, Indonesia berharap forum ini dapat memperkuat kolaborasi global demi mewujudkan pertanian kopi dan kakao yang berkelanjutan, adil, dan menyejahterakan petani kecil di seluruh dunia.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan