sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini capai 5,17%

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini bisa mencapai 5,17%.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Sabtu, 29 Des 2018 01:54 WIB
Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini capai 5,17%

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini bisa mencapai 5,17%. Angka ini diharapkan membaik dari capaian tahun lalu.

Jokowi mengatakan keyakinan tersebut dilatarbelakangi oleh penjelasan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. 

"Tadi Pak Menko Perekonomian membisiki saya, kurang lebih 5,17%. Ini belum dihitung," jelas Jokowi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/12).

Jokowi berharap pertumbuhan tersebut salah satunya akan ditopang oleh daya beli masyarakat. Pasalnya, ia menilai daya beli masyarakat positif seiring pengendalian inflasi yang baik dari pemerintah, dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi

"Yang penting bukan hanya pertumbuhan ekonomi namun juga inflasi. Inflasi dipastikan lebih rendah dibanding tahun lalu, hanya angkanya di tiga koma sekian, tidak tahu berapa, tapi di bawah tahun lalu," jelasnya.

Mengutip Data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi November secara bulanan tercatat 0,27% dan mengakibatkan inflasi tahun kalender 2018 sebesar 2,5%. Hingga akhir tahun, Jokowi yakin inflasi bisa lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, yakni 3,61%.

Adapun tahun depan, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,3%. Hal ini untuk menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan, maka pemerintah akan menerbitkan serangkaian kebijakan agar ekonomi bisa terdorong.

Salah satu kebijakan berkaitan dengan investasi. Adapun pemerintah terus memperbaiki iklim investasi dengan mempermudah  dan menyederhanakan proses perizinan. Selain itu, pemerintah juga sudah menebar banyak insentif fiskal untuk investor.

Sponsored

Presiden ke-7 Indonesia ini berharap, kebijakan tersebut bisa mendorong investasi masuk, khususnya yang berorientasi ekspor dan memproduksi substitusi impor. 

"Kami akan lihat lagi kebijakan yang telah kami lakukan, tentu ada koreksi, evaluasi, dan tambahan-tambahan kebijakan yang kami harapkan bisa mempercepat. Terutama untuk investasi yang berorientasi ekspor atau investasi yang mengganti substitusi impor," pungkas dia.

Berita Lainnya
×
tekid