sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kementan menata regulasi untuk memikat lembaga internasional

Regulasi harus bisa disederhanakan sehingga investasi yang masuk bisa lebih lancar.

Zahra Azria
Zahra Azria Kamis, 26 Nov 2020 18:28 WIB
Kementan menata regulasi untuk memikat lembaga internasional

Kementerian Pertanian berupaya menata regulasi sektor pertanian untuk menggaet sejumah lembaga internasional. Referensi dari lembaga internasional dinilai penting sebagai bagian mendorong investasi.

“Penataan regulasi sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga pertanian bisa tumbuh lebih kuat lagi,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menjadi keynote speaker pada seminar internasional “Sharing of Good Practies and Lessons-Learned of Regulatory Improvement in Asia” secara teleconference, Kamis (26/11).

Menurutnya, tugas pokok dan fungsi dari Kementerian Pertanian adalah membangun dan menjalankan regulasi yang baik, sehingga dinamika pembangunan pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

Seminar internasional tersebut diselenggarakan atas kolaborasi Kementerian Pertanian dengan proyek The National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED). 

NSLIC/NSELRED bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam perbaikan iklim investasi dan pengembangan ekonomi lokal, termasuk perbaikan regulasi dan peraturan yang menghambat iklim investasi dan ekonomi. Pada akhirnya, diharapkan dapat berkontribusi untuk peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan bagi laki-laki dan perempuan miskin di Indonesia.

“Referensi dari negara lain ataupun lembaga internasional sangat penting bagi kita untuk bisa menyusun regulasi yang lebih baik. Kita harus bisa memperkuat ekonomi negara dengan mendorong masuknya investasi,” ungkap Syahrul.

Untuk itu, tambahnya, regulasi harus bisa disederhanakan sehingga investasi yang masuk bisa lebih lancar. Syahrul menekankan penataan regulasi pertanian tetap mengutamakan kepentingan petani kecil.

“Substansi regulasi harus tetap memberi ruang bagi petani kecil untuk mendapatkan tempat dalam akselerasi ekonomi yang akan ditempuh ke depannya,” tegas Syahrul.

Sponsored

Menurutnya, petani memiliki peran penting dalam kontribusi besar sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia selama masa pandemi. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), triwulan II dan III pertumbuhan ekonomi menunjukkan angka negatif, yaitu minus 5,32% serta minus 3,45%. Selama dua triwulan tersebut, sektor pertanian tetap dapat tumbuh positif.

Pada triwulan II, sektor pertanian tumbuh positif 16,24% dan triwulan III tumbuh 2,15%.

“Kami sangat mengapresiasi kerja keras petani dan kami tidak ragu untuk menyatakan petani merupakan pahlawan pangan kita di tengah ancaman pandemi saat ini,” sebut Syahrul. 

Sementara Duta Besar Kanada untuk Indonesia, HE Cameron MacKay, mengucapkan apresiasi kepada pemerintah Indonesia atas perbaikan yang berkelanjutan dari proses pembuatan peraturan.

“Regulasi yang berkualitas harus berbasis pada bukti, menyediakan konsultasi dengan pemangku kepentingan, termasuk mitra internasional, dan sesuai dengan perjanjian internasional yang relevan. Saya senang sekali bahwa proyek kami mendukung pemerintah Indonesia untuk memperkuat kapasitasnya dalam mengembangkan peraturan berkualitas yang menguntungkan petani, masyarakat, dan bisnis di sektor pertanian,” ucap Cameron.

Seminar ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi Indonesia untuk mendapatkan masukan penataan regulasi dari sejumlah lembaga internasional maupun pemerintah negara lain. 

Berita Lainnya
×
tekid