sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kinerja BRI turun tipis di kuartal I-2020

Bank BRI mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp8,17 triliun pada kuartal I-2020

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 14 Mei 2020 13:00 WIB
Kinerja BRI turun tipis di kuartal I-2020

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) masih mencatatkan kinerja stabil hingga akhir kuartal I-2020 di tengah pandemi Covid-19.

Bank BRI mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp8,17 triliun pada kuartal I-2020. Laba ini turun tipis 0,36% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar Rp8,2 triliun.

Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo, mengatakan penurunan laba bersih ini disebabkan karena kondisi pasar. Terutama, turunnya harga dari instrumen keuangan yang menjadi bagian investasi perusahaan anak usaha Bank BRI.

Untuk pertumbuhan kredit, Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan kredit Bank BRI mampu tumbuh di atas rata-rata industri hingga akhir kuartal I-2020.

“Secara konsolidasi, Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp930,73 triliun atau tumbuh sebesar 10,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp845,72 triliun. Ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 7,95% di Maret 2020,” kata Sunarso dalam paparan kinerja kuartal I-2020 Bank BRI secara virtual, Kamis (14/5).

Komposisi kredit UMKM BRI dibanding total kredit BRI pun merangkak naik dari 77,37% di kuartal I-2019, menjadi 78,31% pada kuartal I-2020.

Sunarso melanjutkan, BRI mampu tetap tumbuh melalui selective growth dan prudent dalam menyalurkan fasilitas pinjaman. Hal ini tercermin dari pengelolaan rasio kredit bermasalah BRI, yang pada akhir Maret 2020 NPL BRI tercatat 3%.

"Kredit bermasalah BRI jauh di bawah batas maksimal NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5%,” tutur Sunarso.

Sponsored

Sementara pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir kuartal I-2020 DPK BRI tercatat sebesar Rp1.029,00 triliun atau naik sebesar 9,93% yoy. Angka ini juga masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada bulan Maret 2020 sebesar 9,54%.

Dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 55,90% dari total DPK atau senilai Rp575,18 Triliun. Sedangkan aset BRI tercatat mencapai Rp1.358,98 triliun pada kuartal I-2020.

Sementara dari sisi permodalan, BRI mencatat rasio CAR sebesar 18,56% di akhir kuartal I-2020. Sunarso mengatakan hal ini mencerminkan modal BRI cukup kuat untuk melakukan ekspansi dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. 

"Di samping itu, likuiditas BRI masih sangat ideal dan BRI mempunyai ruang yang cukup untuk tumbuh secara sehat. Sebab, rasio LDR BRI di kuartal I-2020 tercatat sebesar 90,45%,” tutur Sunarso.

Faktor lain yang menjadi penyokong kinerja BRI adalah peningkatan pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) yang dikerek oleh peningkatan transaksi digital akibat dampak dari PSBB dan himbauan physical distancing. Pendapatan berbasis komisi BRI di akhir Maret 2020 tercatat sebesar Rp4,17 triliun atau tumbuh 32,91% secara tahunan.

Berita Lainnya
×
tekid