KNEKS nilai Indonesia perlu percepatan literasi dan inklusi wakaf uang
Wakaf sebenarnya telah bertumbuh karena ada 393.682 lokasi lahan wakaf di Indonesia.

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai, Indonesia masih memerlukan percepatan literasi dan inklusi mengenai wakaf uang. Hal ini melihat polemik yang terjadi setelah pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GWNU) beberapa waktu yang lalu.
Kepala Divisi Dana Sosial Syariah KNEKS Urip Budiarto mengatakan, wakaf sebenarnya telah bertumbuh karena ada 393.682 lokasi lahan wakaf di Indonesia.
"Selama ini, penggunaan tanah wakaf 72,5% untuk masjid dan musala, 14,3% untuk sekolah dan pesantren, 4,4% untuk makam, dan 8,7% untuk sosial lainnya," kata Urip, Selasa (9/2).
Mengenai wakaf uang, Urip mengaku, tantangannya masih cukup besar. Kendati begitu, potensi wakaf uang cukup besar. Berdasarkan catatan Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensinya sebesar Rp180 triliun.
"Tantangan terbesarnya adalah konsolidasi data. Mengutip BWI, konsolidasi 92 nazir wakaf uang di BWI baru mengumpulkan Rp819 miliar wakaf, dari 264 lembaga yang terdaftar," ujar dia.
Dari jumlah tersebut, Rp580 miliar wakaf merupakan project based yang dikelola para nazir wakaf di lapangan. Sementara wakaf uang, hanya baru mencapai Rp238 miliar. Hal ini, menurut Urip bisa dikaitkan dengan literasi wakaf yang masih rendah di 50,48.
"Apakah wakaf menjadi project base? Sebetulnya bukan project base pemerintah, tetapi dana wakaf dikelola nazir dan kemudian jadi proyek wakaf seperti rumah sakit," tuturnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Kerawanan Pemilu 2024: Dari politik uang hingga intimidasi
Rabu, 31 Mei 2023 16:44 WIB
Buntut panjang peretasan bank syariah terbesar
Minggu, 28 Mei 2023 06:30 WIB