sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menanti kinerja emiten sektor jasa pengiriman

Saham baru awal IPO belum terbaca tren-nya baik fundamental maupun teknikalnya.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 02 Okt 2018 12:33 WIB
Menanti kinerja emiten sektor jasa pengiriman

Peluang sektor jasa pengiriman untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih besar. Pasalnya, e-commerce atau marketpalce semakin berkembang pesat di Tanah Air. Tentunya semakin banyak pula dibutuhkan jasa pengiriman.

"Untuk logisitik masih cukup positif ke depannya dengan perkembangan e-commerce yang semakin cepat," kata  Founder dan Managing Director dari Jagartha Advisors FX Iwan saat dihubungi Alinea.id, Selasa (2/10).

Seperti diketahui, PT Satria Antaran Prima (SAP Express) akan melepaskan sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (intial public offering/IPO), Rabu (3/10).

SAP Express berencana melepas 600 juta atau setara dengan 60% saat IPO. Perusahaa menawarkan saham dengan harga Rp 220-260 per saham. Dari aksi korporasi tersebut perusahaan akan memperoleh dana sebesar Rp132-156 miliar. 61,5% dari dana tersebut akan digunakan untuk melunasi utang obligasi wajib konversi dan 38,5% untuk modal kerja perusahaan. 

Perusahaan berencana memperkuat struktur permodalan untuk mengimbangi perkembangan jasa pengiriman dengan maraknya transaksi ritel melalui e-commerce.

SAP memang menyasar retail logistik untuk mendukung pertumbuhan e-commerce dan saat ini belum ada saingan langsung di posisi tersebut yang sudah IPO.

"Sebelumnya JNE sempat mempunya iwacana IPO tapi masih tertunda terus. Jadi SAP bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin mencari proxy sector e-commerce juga," jelas Iwan.

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menilai saham baru awal IPO belum terbaca tren-nya baik fundamental maupun teknikalnya.

Sponsored

"Sementara bisa mengambil momen IPO. Momen hari pertama dimana saham biasanya bergerak menguat. Untuk selanjutnya, tentu tergantung dari sentimen internal maupun industrinya," pungkasnya

Berita Lainnya
×
tekid