sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menteri Teten: Koperasi kunci petani masuk ke skala ekonomi

Menurut Menteri Teten, dengan berkoperasi, para petani tidak lagi bingung dalam menjual produknya.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Minggu, 22 Agst 2021 19:17 WIB
Menteri Teten: Koperasi kunci petani masuk ke skala ekonomi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terus mengajak petani untuk berkoperasi agar bisa masuk ke dalam skala ekonomi. "Para petani berlahan sempit harus bergabung atau mendirikan koperasi agar masuk skala ekonomi," kata Teten dalam keterangannya dikutip Minggu (22/8).

Menurut Teten, dengan berkoperasi, para petani tidak lagi memikirkan kemana produknya mau dijual. "Koperasi yang akan berhadapan dengan pasar agar ada kepastian harga dan pasar bagi produknya," ujarnya.

Ia pun mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Ketua Koperasi Petani Max Yasa Ngahadi dalam membangun bisnis model di sektor pertanian dengan menempatkan koperasi sebagai offtaker.

"Untuk membangun bisnis model seperti itu, kita harus bekerja sama antara pemerintah pusat dengan para kepala daerah dan para local heroes seperti Mas Ngahadi ini," ujarnya.

Teten menekankan, pihaknya telah menugaskan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) untuk memperkuat kelembagaan dan permodalan koperasi di Indonesia.

"Kalau petani langsung jual ke supermarket atau pasar modern, pembayarannya mundur tiga bulan, petani yang susah. Dengan berkoperasi, maka koperasi yang akan membeli hasil petani. Permodalan koperasinya akan di-back-up LPDB-KUMKM," papar Teten. 

Bagi Teten, koperasi memang harus memiliki kemampuan finansial untuk membeli seluruh hasil pertanian dari petani. Kelembagaan koperasi harus terus diperkuat agar mampu menjadi offtaker bagi produk pertanian para petani.

Di waktu yang sama Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, pihaknya akan lebih memprioritaskan penyaluran dana bergulir untuk memperkuat permodalan koperasi di sektor produksi, terutama sektor pertanian. 

Sponsored

"Dalam hal ini, LPDB-KUMKM telah melakukan upaya jemput bola, sekaligus pendampingan kepada koperasi-koperasi sektor riil potensial dan berorientasi ekspor," ucap Supomo. 

Supomo mencontohkan, dengan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM melalui Koperasi Makmur Mandiri (KMM), Ngahadi memanfaatkannya untuk penambahan modal kerja komoditas sayur mayur, modal kerja teknologi pengemasan atau packaging berorientasi ekspor. 

Bahkan, lanjutnya, sejalan dengan KemenkopUKM, end-user binaan koperasi juga diharapkan melakukan korporatisasi petani agar bisa memasarkan produk lebih luas dan volume besar. 

Adapun, Ketua Koperasi Petani Max Yasa Ngahadi Hadi Prawoto juga menambahkan, Tani Bangga Store (minimarket/pasar moderen) didirikan bertujuan untuk mencetak petani-petani lebih modern dalam pola pikir dan proses produksi, serta berorientasi ekspor. 

Sebagai offtaker, Ngahadi juga melakukan aneka pendampingan dan pembinaan para petani. Dari mulai menyediakan bibit yang unggul, pupuk, cara menanam dan memetik yang baik, hingga pemasaran. 

"Sejak awal tanam hingga proses petik hasil, kami mendampingi para petani agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kemasan produk yang baik. Sebelum mendapat pembinaan dan pendampingan, mereka hanya mampu melakukan enam kali petik. Sekarang, mereka sudah mampu 24 kali petik dengan hitungan sehari petik sehari tidak dalam kurun waktu dua bulan," pungkas Ngahadi.

Berita Lainnya
×
tekid