sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Nantikan pertemuan The Fed, IHSG diprediksi melemah terbatas

Investor bertanya-tanya apakah The Fed akan melakukan pengurangan pembelian obligasi atau kapan The Fed menaikkan tingkat suku bunga.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 16 Mar 2021 07:14 WIB
Nantikan pertemuan The Fed, IHSG diprediksi melemah terbatas

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah terbatas pada perdagangan Selasa (16/3) ini.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus, Nico Demus, mengatakan, IHSG berpeluang diperdagangkan pada level 6.273 hingga 6.363.

Sentimen datang dari pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve dan juga Bank Sentral Jepang yang akan diadakan pekan ini. Menurut Nico, itu akan menjadi perhatian investor karena bakal memengaruhi pergerakan pasar ke depannya.

"Yang dinantikan apakah The Fed akan melakukan pengurangan pembelian obligasi atau kapan The Fed menaikkan tingkat suku bunga," kata Nico.

Dia melihat ada potensi pengurangan pembelian obligasi yang cukup besar terjadi pada tahun depan. Proses pemulihan perekonomian yang kuat didukung percepatan vaksin diperkirakan membuat The Fed menaikkan tingkat suku bunga pada tahun 2023, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada akhir 2022.

Sementara dari Asia, Nico mengatakan, investor tidak terlalu cemas akan pertemuan Bank Sentral Jepang. Namun, pandangan mereka tentang pergerakan US Treasury akan mencuri perhatian pelaku pasar dan investor. 

"Investor tidak terlalu cemas dengan pertemuan Bank Sentral Jepang karena mereka akan melakukan apapun yang diperlukan, dan yang terpenting mereka sudah punya 'jurus ampuh' bernama Yield Curve Control," tutur dia.

Dari dalam negeri sentimen datang dari neraca perdagangan tercatat surplus US$2,01 miliar pada Februari, lebih tinggi dari Februari yang sebesar US$1,96 miliar. Impor mengalami kenaikan sebesar US$13,26 miliar atau naik 14,86%.

Sponsored

Impor ini didominasi barang modal yang naik 9,08% month to month (MoM) dan 17,68% YoY. Sedangkan impor bahan baku turun 0,5% MoM menjadi US$9,89 miliar, tetapi realisasi ini tumbuh 11,53% YoY.

"Adapun naiknya impor barang modal menjadi harapan meningkatnya produktivitas industri dalam negeri," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid