sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Orang Indonesia lebih suka nabung ketimbang berinvestasi

Orang Indonesia masih lebih memilih bermain aman dengan menempatkan uang mereka ke tabungan yang risikonya cenderung kecil.

Hermansah
Hermansah Jumat, 09 Feb 2018 17:02 WIB
Orang Indonesia lebih suka nabung ketimbang berinvestasi

Lembaga riset pemasaran Inside ID, mencatat rata-rata responden mengalokasikan 13% pendapatannya untuk tabungan dan investasi. Dari alokasi untuk tabungan dan investasi tersebut, responden menyisihkan 79% ke tabungan, sedangkan 21% lainnya digunakan untuk berinvestasi.

Managing Director Inside ID Andres Christian menyebutkan masyarakat masih lebih tertarik menabung dibandingkan berinvestasi.

"Orang Indonesia masih lebih memilih bermain aman dengan menempatkan uang mereka ke tabungan yang risikonya cenderung kecil, daripada berinvestasi," ujar Andres, Jakarta, Jumat (9/2).

Namun masyarakat Indonesia sudah lebih teredukasi perihal berinvestasi. Terbukti angka rata-rata peminat investasi telah bergerak meningkat, naik sekitar 0,25 dari angka rata-rata tahun lalu. Sama halnya dengan investasi, semakin besar pula angka rata-rata peminat tabungan dan deposit di 2017, naik sekitar 0,18.

Hasil riset menunjukkan emas masih menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Setengah dari responden mempunyai investasi emas. Investasi lainnya adalah deposit sekitar 37%, properti 30%, reksadana 22%, dan saham 17%.

Berdasarkan kelompok usia, orang Indonesia yang berusia 31 - 35 tahun dan 41 - 45 tahun cenderung lebih banyak berinvestasi dibandingkan kelompok usia lainnya. Kelompok usia termuda, 20 tahun ke bawah dan kelompok usia tertua, 46 tahun ke atas, adalah kelompok usia dengan angka partisipasi terendah berinvestasi.

Secara detail, data Inside ID juga menangkap kecenderungan berinvestasi berdasarkan jenis kelamin. Ternyata, pria lebih cenderung melakukan investasi daripada wanita.

“Jika dilihat lebih dalam, emas lebih populer ke kalangan perempuan berpendidikan S1 dengan tingkat sosial menengah ke atas. Kalau saham lebih popular ke laki-laki dengan tingkat ekonomi-sosial atas, berlatar pendidikan S1 dan SMA,” ujar Andres.

Sponsored

Semakin tinggi kelas sosial ekonomi, semakin besar kontribusi dalam berinvestasi. Sebaliknya, kelas sosial ekonomi bawah cenderung melakukan penghematan.

Berita Lainnya
×
tekid