sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Berkualitas jelek, pemerintah baru serap beras petani 85.000 ton hingga Maret

Serapan tersebut jauh dari kebutuhan cadangan beras pemerintah sebesar 1,5 juta ton hingga akhir 2021.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 17 Mar 2021 12:56 WIB
Berkualitas jelek, pemerintah baru serap beras petani 85.000 ton hingga Maret

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud menyebutkan, serapan Bulog untuk beras petani hingga Maret 2021, baru mencapai 85.000 ton.

Serapan tersebut jauh dari kebutuhan cadangan beras pemerintah sebesar 1,5 juta ton hingga akhir 2021. Sedangkan, stok beras yang dimiliki Bulog saat ini hanya berada di kisaran 900.000 ton dan konsumsi bulanan 2,5 juta ton.

"Kalau tidak salah, sampai dengan Maret ini serapannya 85.000 ton. Itu menjadi tantangan juga apa yang perlu kita lakukan. Supaya kita bisa ambil dari produksi petani," katanya dalam video conference, Rabu (17/3).

Dia pun menjelaskan, pemerintah atau dalam hal ini Bulog tidak dapat menyerap beras dari petani dalam jumlah besar. Sebab, kualitas beras yang masih rendah di tingkatan petani lokal.

Bulog menyerap beras petani berdasarkan kualitas yang dipersyaratkan. Adapun, sebagian beras produksi petani adalah beras yang begitu dipanen dalam dua minggu harus segera dijual dan dikonsumsi. 

"Jadi yang sekarang diserap adalah beras yang memang bisa disimpan, paling tidak sampai dengan beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Lebih lagi, program raskin belum dapat dilaksanakan. Sehingga serapan beras petani yang hanya dapat bertahan dalam hitungan minggu tersebut tidak dapat diserap dan disimpan Bulog. 

"Sebelumnya Bulog punya outlet yang bisa segera disalurkan melalui raskin. Kalau sekarang kan tidak ada. Sekarang penyalurannya adalah berdasarkan penjualan komersil, yang tentu saja kualitas menjadi pertimbangan utama," ucapnya.

Sponsored

Untuk itu, yang perlu menjadi perhatian pemerintah ke depan adalah bagaimana meningkatkan kualitas produksi beras petani agar dapat bertahan lama dan menjadi iron stock bagi pemerintah untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Jadi yang penting sekarang sebenarnya, bagaimana meningkatkan kualitas produksi petani kita," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid