sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah dinilai gagal genjot sektor potensial

Seharusnya sektor infokom dapat lebih ditingkatkan lagi mengingat peranannya yang sangat penting dalam menggantikan mobilitas orang.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 06 Agst 2020 08:00 WIB
Pemerintah dinilai gagal genjot sektor potensial

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini menilai, pemerintah gagal menggenjot pertumbuhan sektor potensial di kuartal II-2020 untuk menyelamatkan perekonomian nasional.

Dari data BPS perekonomian kuartal II-2020 tumbuh minus 5,32%, berdasarkan 17 sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal dua hanya tiga sektor yang tumbuh secara quartal to quartal (qtq), yaitu pertanian 16,24%, informasi dan komunikasi (infokom) 3,44%, dan pengadaan air 1,28%.

Menurut Didik, seharusnya sektor infokom dapat lebih ditingkatkan lagi mengingat peranannya yang sangat penting dalam menggantikan mobilitas orang yang terganggu oleh pandemi Covid-19.

Hanya saja potensi itu tidak tergarap dengan baik. "Padahal peluang pertumbuhan sektor ini luar biasa besar karena hampir keseluruhan yang tidak bisa dilakukan dengan transportasi mestinya bisa digantikan oleh sektor infokom," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (6/8).

Lebih lagi, sektor transportasi dan pergudangan adalah salah satu sektor yang mengalami kontraksi yang sangat dalam pada kuartal II-2020 dengan pertumbuhan minus 29,22% (qtq).

Didik menyebutkan, hilangnya kesempatan untuk mendorong pertumbuhan sektor infokom disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak inovatif dan cenderung diam di tempat. Padahal, menurut dia, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang itu tumbuh hingga 300%.

"Peluang seperti ini hilang karena kebijakan diam di tempat, dan tidak muncul inovasi dari dalam yang memberi jalan dan peluang agar sektor informasi dan komunikasi tumbuh pesat," ujarnya.

Seharusnya, agar sektor infokom tersebut dapat tumbuh lebih tinggi pemerintah dapat memaksimalkan jaringan Palapa Ring dan memberikan diskon tiang-tiang listrik bagi perusahaan swasta dan nasional.

Sponsored

Sehingga, perusahaan tersebut dapat mengembangkan jaringan informasi dan komunikasi hingga ke pelosok negeri. Lebih lagi tingkat elektrifikasi nasional telah mencapai 90% yang siap menopang geliat sektor infokom.

"Jika hal sederhana ini bisa dilakukan, maka sektor infokom akan berkembang. Karena tuna kebijakan, maka sektor ini tumbuh sangat rendah, tumbuh seadanya seperti sekarang karena tidak punya daya pikir dalam," ucapnya.

Di samping itu, dia juga mengatakan saat ini adalah momen yang tepat untuk mendorong pertumbuhan sektor pendidikan. Kuartal II-2020 sektor jasa pendidikan tumbuh negatif 0,68% (qtq).

Dengan bantuan jaringan infokom yang baik, seharusnya sektor pendidikan dapat tumbuh lebih tinggi. Lebih lagi sebagian siswa masih belajar dari rumah dan membutuhkan jaringan internet yang baik.

"Kuncinya adalah mekanisme pendidikan normal baru secara daring. Tetapi pendidikan di kota dan Jakarta berbeda dengan pendidikan di desa dan luar Pulau Jawa, yang macet karena tidak ada jaringan internet," tuturnya.

Sementara itu, dia pun menuturkan saat ini adalah peluang untuk membenahi sektor kesehatan yang selama ini dinilai sebagai penghisap devisa negara dengan impor alat kesehatan dan obat-obatan dari luar negeri.

"Krisis ini adalah peluang untuk merontokkan drakula dan setan rente tersebut, yang menyebabkan biaya kesehatan dan harga obat mahal," tambahnya

Namun, di atas itu semua, dia menekankan yang terutama harus dilakukan pemerintah untuk menghindari dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 ini adalah menyelesaikan persoalan pandemi itu sendiri.

"Jika Covid-19 tidak bisa diatasi, jangan bermimpi bisa mengatasi resesi. Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi pandemi. Jika pandemi terus berkembang seperti sekarang, maka resesi akan berkepanjangan. Pemerintah akan kesulitan mengembalikan ekonomi tumbuh kembali," tukasnya.

Berita Lainnya
×
tekid