sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah gandeng start up serap produk pertanian

Pemerintah akan membangun 13,7 juta hektare lahan untuk meningkatkan produksi pertanian.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 13 Jan 2020 16:15 WIB
Pemerintah gandeng start up serap produk pertanian

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) akan menggandeng perusahaan rintisan atau start up untuk meningkatkan bisnis pertanian.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah telah membagikan 4 juta hektare (ha) lahan dalam bentuk perhutanan sosial kepada petani sebagai program reforma agraria.

"Saat ini sudah dibagikan hampir 4 juta ha dari total 13,7 juta ha. Mereka akan kita dorong dalam kluster-kluster per 50 atau 100 ha supaya bisa dikelola dalam skala bisnis," kata Teten di Jakarta, Senin (13/1).

Teten juga mengatakan pemerintah tertarik menggandeng start up karena memiliki model bisnis dan perencanaan yang baik di bidang pertanian. Dengan bantuan start up, diharapkan para pemilik tanah dapat memanfaatkan lahannya untuk bisnis yang lebih besar.

"Para start up ini kan tahu soal supply dan demand di pasar. Saya juga berharap start up ini bisa menjadi offtaker (pembeli) untuk produk yang dihasilkan petani penggarap pemanfaatan perhutanan sosial," ujarnya.

Lebih lanjut, Teten mengatakan pemerintah sudah mengundang start up seperti Sayurbox, Tanihub, dan Aruna untuk mengoptimalkan  peluang bisnis di bidang agribisnis dan hortikultura.

"Saya dalam pemanfaatan perhutanan sosial ini, bagaimana mengembangkan bisnis model dan wirausaha. Bagaimana mereka punya usaha dalam skala bisnis," jelasnya.

Sementara itu, para pelaku start up yang diundang menyatakan siap bekerjasama dengan Kemenkop dan UKM, sekaligus menjadi offtaker dari produksi yang dihasilkan para petani penggarap pemanfaatan hutan sosial. 

Sponsored

Vice President Corporate Service Tanihub Astri Purnamasari mengatakan pihaknya akan mengembangkan bisnis pengelolaan pertanian model Tanihub di daerah-daerah yang lahannya dipercayakan untuk dikelola oleh Tanihub.

"Contoh di Jabar ada 100 hektare diberikan kepercayaan kami untuk dikelola kami akan buat dari forecasting demand-nya, kira-kira petani harus menanam apa, dan kenapa, dan membutuhkan apa," katanya.

Sebab, lanjutnya, pihaknya memiliki informasi yang cukup untuk melakukan prakiraan tanaman apa yang baik ditanam petani dalam skala waktu tertentu dari hitungan mingguan hingga bulanan. 

"Jadi Tanihub bisa forecast untuk bulan depan atau minggu depan atau 3 bulan lagi kita tanam apa dan market butuh apa," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid