sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penjualan otomotif lesu, Astra International raup laba bersih Rp5 T

Laba ditopang peningkatan kontribusi bisnis jasa keuangan dan alat berat, mengimbangi penurunan di lini bisnis otomotif dan agribisnis.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 25 Apr 2019 10:41 WIB
Penjualan otomotif lesu, Astra International raup laba bersih Rp5 T

PT Astra International Tbk. (ASII) mengantongi laba bersih senilai Rp5,22 triliun pada kuartal I-2019. Angka ini naik 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,98 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan pada kuartal I-2019 menjadi Rp59,61 triliun, atau naik 7% dari sebelumnya Rp55,82 triliun.

Direktur Utama Astra Prijono Sugiarto mengatakan pertumbuhan laba bersih perusahaan sebagian besar ditopang oleh peningkatan kontribusi bisnis jasa keuangan dan alat berat, mengimbangi penurunan di lini bisnis otomotif dan agribisnis.

"Kinerja grup cukup baik pada kuartal I-2019, didukung oleh peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan bisnis kontraktor penambangan, serta bisnis tambang emas yang baru diakuisisi," kata Prijono di Jakarta, Kamis (25/4).

Prijono mengaku perusahaan mengalami tekanan di bisnis otomotif seiring dengan kompetisi yang semakin ketat antar produsen kendaraan. Sementara, penurunan harga komoditas, menurutnya menjadi penyebab utama turunnya kontribusi lini agribisnis.

"Sepanjang tahun ini, grup diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut, meskipun masih ada tantangan pada permintaan yang melemah dan persaingan yang ketat di pasar mobil serta penurunan harga komoditas," kata Prijono.

Adapun grup otomotif Astra International, dari sisi laba bersih masih menjadi penyumbang utama laba bersih pada periode tiga bulan pertama ini senilai Rp1,9 triliun. Namun, kontribusinya turun 10% dibanding kontribusi tahun sebelumnya Rp2,1 triliun.

Penurunan tersebut disebabkan  penurunan volume penjualan mobil dan kenaikan biaya material pada bisnis manufaktur. Selain itu, kenaikan biaya material pabrik kendaraan juga turut menyebabkan kontribusi laba dari lini bisnis ini ikut tertekan.

Sponsored

Namun, penurunan penjualan mobil grup otomotif Astra International hanya sekitar 5%, jauh lebih baik dibandingkan dengan rata-rata penurunan volume penjualan mobil nasional sebesar 13% menjadi 254.000 unit di kuartal I-2019. 

Sehingga, secara keseluruhan pangsa pasar Astra International meningkat dari 49% menjadi 53% di kuartal I-2019. Sementara, untuk binis kendaraan roda dua, melalui PT Astra Honda Motor (AHM), Astra International mencatatkan penjualan sebanyak 1,3 juta unit pada kuartal I-2019, naik 19% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penopang laba bersih

Sepanjang kuartal I-2019, bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi milik Astra International masih memberi sumbangan kedua terbesar terhadap laba bersih perusahaan. 

Lini bisnis tersebut mencatat laba bersih Rp1,82 triliun, tumbuh 20% dibanding periode yang sama tahun sebelummya. Pertumbuhan laba bersih sektor pertambangan, salah satunya disumbang oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan. 

Hingga kuartal I-2019, UNTR mencatat peningkatan laba bersih 21% menjadi Rp3,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja pada bisnis kontraktor penambangan dan kontribusi dari operasi penambangan emas yang diakuisisi pada Desember 2018.

Lini bisnis jasa keuangan menjadi penyumbang terbesar ketiga terhadap laba bersih grup Astra International dengan capaian sebesar Rp 1,4 triliun, meningkat 32% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp1 triliun. Jumlah pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen meningkat 5% menjadi Rp20,8 triliun. 

Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 51% menjadi Rp340 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan pemulihan kerugian kredit bermasalah (non performing loan/NPL). 

Kontribusi laba bersih anak usaha Astra International yang bergerak di bidang pembiayaan roda dua, PT Federal International Finance (FIF), meningkat 11% menjadi Rp 604miliar, sejalan dengan meningkatnya portofolio pembiayaan.

Sementara PT Bank Permata Tbk (Bank Permata), yang 44,6% sahamnya dimiliki perseroan, mencatat kenaikan laba bersih signifikan menjadi Rp377 miliar dibandingkan dengan Rp164 miliar pada kuartal pertama tahun 2018, terutama karena kenaikan tingkat pemulihan kredit bermasalah.

Selain itu, bisnis agribisnis juga memberi tekanan terhadap laju pertumbuhan laba bersih Astra International pada kuartal I-2019.

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan, melaporkan penurunan laba bersih 89% menjadi Rp 37 miliar. Hal itu disebabkan oleh penurunan harga minyak sawit sebesar 20% menjadi Rp6.252 per kilogram (kg) dibandingkan dengan rata-rata periode yang sama tahun sebelumnya.

Aksi korporasi 

Terkait ekspansi, pada Februari 2019, Astra International mengumumkan kolaborasi antara grup dan GOJEK. Keduanya membentuk sebuah perusahaan patungan untuk memberikan dukungan manajemen armada bagi sistem transportasi online GO-CAR di Indonesia.

Kolaborasi strategis ini dilakukan menyusul investasi tambahan ekuitas US$100 juta oleh grup Astra kepada GOJEK pada Januari 2019, sehingga total investasi grup Astra di GOJEK menjadi US$250 juta.

Berita Lainnya
×
tekid