sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rekomendasi investasi di saat pandemi

Investor bisa memilih SUN dan reksa dana sebagai investasi di kala pandemi.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 05 Mei 2020 13:54 WIB
Rekomendasi investasi di saat pandemi

Pandemi Covid-19 telah menghantam ekonomi Indonesia. Kinerja pasar saham dan mata uang Rupiah sempat terpapar akibat pandemi Covid-19 yang menelan banyak korban jiwa. 

Setelah tiga bulan dilanda Covid-19, perlahan ekonomi Indonesia dinilai mulai mengalami perbaikan. Ini tercermin dari nilai tukar mata uang Garuda terhadap Dollar yang pada akhir April lalu kembali menguat di level 15.157 dari sebelumnya 16.741. 

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG perlahan mulai stabil di 4.500-4.600 setelah sempat terjungkal di 3.900 pada Maret. Pasar obligasi Indonesia juga diprediksi menguat seiring dengan turunnya yield (imbal hasil) surat utang negara (SUN) selama pekan lalu.

PT Bahana TCW Investment Management pun menyakini krisis finansial yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 telah melewati puncaknya.

Nah, atas dasar itulah investor disarankan kembali masuk ke pasar dengan menanamkan uangnya di SUN atau reksa dana. 

Apalagi yield yang ditawarkan juga dinilai menarik. Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, yield SUN bertenor 10 tahun mencapai 8% sangat menarik.

Bandingkan dengan yield obligasi negara lainnya yang rata-rata memberikan yield di bawah Indonesia. Jika masih ragu, jadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi pertimbangan. Toh, meski pertumbuhannya turun pada kuartal 1 sebesar 2,97% tapi angka tersebut masih positif. 

“Ini momen baik untuk investasi di obligasi, karena yield yang ditawarkan sangat menarik. Untuk jangka pendek dan menghindari volatilitas yang belum stabil, sebaiknya memilih reksa dana pendapatan tetap (fixed income) yang bisa dicairkan kapan saja," kata Soni pada Selasa (5/5).

Sponsored

Saran investasi yang memilih reksa dana saham agar para investor mengalokasikan dana investasinya secara bertahap untuk tujuan jangka panjang. Sebab, volatilitas di pasar saham yang masih tinggi.

Soni juga menyarankan agar investor bisa membagi porsi investasinya. Begini besarannya: 50% di obligasi atau reksa dana pendapatan tetap, 25% pada reksa dana saham, dan 25% di reksa dana pasar uang yang juga berguna sebagai cadangan kas.

Menurutnya, fluktuasi pasar akan kembali stabil bila ada sentimen positif yakni melandainya kurva tingkat penyebaran virus Covid-19 dan vaksin baru ditemukan. 
 

Berita Lainnya
×
tekid