sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Saham disuspen, BNBR sebut market tak tahu kinerja perusahaan

Apalagi sudah cukup lama, perusahaan sekuritas atau institusi keuangan tidak melakukan research report terhadap Perseroan.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 22 Jun 2018 11:07 WIB
Saham disuspen, BNBR sebut market tak tahu kinerja perusahaan

PT Bakrie & Brothers Tbk. buka suara terkait penghentian sementara perdagangan saham perseroan atau suspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer, Bobby Gafur Sulistyo Umar menyebut suspensi disebabkan turunnya harga saham.

Kepada Alinea, Bobby menuturkan siap melakukan paparan publik atau public expose, seperti yang diminta oleh otoritas pasar modal. Rencananya, akan dilakukan pada Selasa (26/6).

"Sekarang pun kami sedang menyiapkan bahannya," ujar Bobby, Jumat (22/6).

Harga saham emiten bersandi BNBR itu terus melemah usai penggabungan nominal saham alias reverse stock. Perseroan resmi memperoleh restu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk reverse stock dari harga lama Rp50 menjadi Rp500 per lembar dengan rasio 10:1.

Aksi itu sekaligus bertujuan agar saham BNBR bisa kembali diperdagangkan dan nilainya meningkat. Pasalnya, saham BNBR sudah tidur cukup lama di level Rp50 atau saham level 'gocap'. 

Bobby mengklaim, anjloknya harga saham disebabkan market yang belum bisa mengevaluasi nilai PT Bakrie & Brothers Tbk. Apalagi sudah cukup lama, perusahaan sekuritas atau institusi keuangan tidak melakukan research report terhadap Perseroan.

Namun, sudah ada tiga institusi keuangan yang sedang melakukan research report BNBR. Diharapkan dalam waktu dekat bisa keluar hasilnya. Dengan demikian, akan diketahui nilai BNBR yang sebenarnya.

 

"Nilai saham yang sekarang ini bukan mencerminkan nilai frudamental BNBR," tutur dia.

Sponsored

Public expose akan dilakukan untuk menjelaskan langkah restrukturisasi dan prospek BNBR ke depan. Ada beberapa hal yang akan disampaikan Perseroan dalam paparan publik tersebut. Di antaranya, perkembangan restrukturisasi utang. Pada 2016 lalu, BNBR telah merestrukturisasi utang senilai Rp 980 miliar. Kemudian, pada 2017 sebesar Rp 1,1 triliun dan sisanya sebesar Rp 9 triliun direncanakan diselesaikan tahun ini. 

Untuk restrukturisasi tahun ini, pembayaran dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama dilakukan pada Maret senilai Rp 3,7 triliun dan sudah diselesaikan. Tahap kedua pada Agustus dan terakhir Desember.

Aksi korporasi reverse stock yang telah dilakukan merupakan bagian dari program restrukturisasi yang sudah disepakati kreditur. Tujuannya adalah mengurangi jumlah saham beredar dan menciptakan likuiditas.

Selain itu, BNBR juga akan menjelaskan prospek dari unit usaha yang terkait manufacturing. Yaitu, manufacturing besi baja, seperti pipa baja, bahan bangunan dan komponen otomotif. Kinerja unit usaha tersebut kondisinya masih sangat baik. Apalagi, BNBR ikut mendukung program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

"Di sisi lain, harga komoditas naik terus. Baik itu LNG, batu bara dan kelapa sawit sehingga kalau ditambah dengan proyek infrastruktur pemerintah, maka prospek usaha kami sangat cerah," jelasnya.

Sebagai informasi, PT Bakrie & Brothers Tbk memiliki tiga lini di grup infrastruktur yaitu pipa gas yang bekerjasama dengan PGN. Lalu, jalan tol yang bekerjasama dengan Waskita, dimana tahap pertama siap beroperasi pada akhir 2018. Untuk tahap kedua, ditargetkan akhir 2019 sudah bisa beroperasi. Hal itu memberikan kepastian pendapatan BNBR untuk jangka panjang 35 tahun ke depan.

Juga, proyek pembangkit listrik yang kesepakatan tarifnya sudah disetujui Pemerintah, sehingga pembiayaannya diharapkan bisa dilakukan pada akhir tahun ini. Untuk pembangunannya, akan dilakukan tahun depan setelah pembiayaan dilakukan.

Nilai proyek untuk jalan tol itu sekitar Rp 13 triliun termasuk dana pembebasan tanah. Untuk proyek pembangkit listrik sekitar Rp 35 triliun, pada proyek ini perseroan bekerja sama dengan investor. Dimana, BNBR memiliki saham 20%, sisanya 80% milik investor.

BEI melakukan suspensi BNBR dilakukan di pasar tunai dan pasar reguler pada perdagangan saham Kamis (21/6). "Sehubungan dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham BNBR, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara. Suspensi dilakukan di pasar regular dan tunai sejak 21 Juni 2018 hingga pengumuman bursa lebih lanjut. " kata Kadiv Pengawasan Transaksi, Lidia M. Panjaitan dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (20/6).

Penghentian perdagangan sementara pada saham BNBR ini merupakan yang kedua pada bulan ini. BEI juga sempat menghentikan sementara perdagangan saham BNBR pada 8 Juni lalu.

Berdasarkan data RTI, harga saham BNBR pada periode 4 Juni-8 Juni 2018 turun 72,34% ke posisi Rp 104 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 521 kali dengan nilai transaksi Rp 1,9 miliar. Pada Rabu 20 Juni 2018, harga saham BNBR susut 32,69% ke posisi Rp 70 per saham.

Berita Lainnya
×
tekid