sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Starbucks investasi kebun kopi arabika di Papua

Starbucks akan mengucurkan investasi pada bulan depan.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 06 Mar 2020 19:00 WIB
Starbucks investasi kebun kopi arabika di Papua

Pemerintah telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan kopi asal Amerika Serikat Starbucks untuk pengembangan kebun kopi di Papua. 

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Starbucks akan memproduksi kopi arabika asal Wamena.

"Kemarin saya saksikan tekennya, kopi di Papua termasuk salah satu terbaik dunia, dari Wamena," katanya di BKPM, Jakarta, Jumat (6/3).

Dia menjelaskan, Kopi Wamena tersebut terkenal dengan keunggulannya karena ditanam di lokasi-lokasi tertentu dan tidak diproduksi secara massal. Sehingga menghasilkan jenis kopi berkualitas.

"Kopi itu tidak ditanam massal, jadi sistemnya spot-spot dan menghasilkan kualitas terbaik. Kemarin mereka MoU, Starbucks akan masuk Papua di Sorong," ujarnya.

Bahlil pun mengatakan, bentuk kerja sama yang akan dijalankan Starbucks di Papua adalah berupa pengembangan perkebunan kopi, gerai, dan ekspor. Untuk besaran nilai investasinya sendiri, Bahlil mengatakan masih dalam perhitungan.

"Ada kebun kopi, kedai juga, dan ekspor. Sekarang tahapan sudah dilakukan dan nilai investasi dihitung," jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, tahapan pemanfaatan perkebunan kopi di Papua masih berada dalam tahap uji kelayakan atau feasibility study, setelah MoU. Setelahnya, baru akan masuk ke internal rate of return (IRR) dan kemudian menghitung besaran investasi yang akan digelontorkan.

Sponsored

"Bulan depan akan selesai dan keluar nilai investasinya, sekarang baru proses feasibility studies," tukasnya.

Dia pun menuturkan, sesuai kesepakatan Paris Agreement yang telah ditandatangani Indonesia untuk menjalankan ekonomi hijau di 2050, maka di Papua nantinya tidak akan ada perkebunan sawit.

"Kita sedang dorong investasi Papua yang orientasinya investasi hijau. Kembali pada keunggulan-keunggulan kearifan lokal, dulu Jepang dan Belanda jajah Indonesia kan karena pala dan kakao. Ini lagi kita kembangkan (kopi untuk Amerika Serikat), sawit stop lah," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid