sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Stok beras Bulog tipis imbas perbedaan harga dan program BPNT

Bulog hanya mampu membeli beras sebesar Rp9.700/kg, sedangkan harga di penggilingan rerata Rp10.300/kg.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Jumat, 18 Nov 2022 20:19 WIB
Stok beras Bulog tipis imbas perbedaan harga dan program BPNT

Harga beras di tingkat penggilingan padi saat ini rerata senilai Rp10.300 per kilogram, sedangkan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) hanya mampu membeli Rp9.700/kg. Adanya selisih tersebut memicu minimnya penyerapan cadangan beras nasional oleh BUMN itu.

Harga tersebut, ungkap Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Moh. Ismail Wahab, diketahuinya saat pemimpin rapat di Balai Desa Tegalrejo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim). Pertemuan dihadiri beberapa penggilingan padi dan Pemimpin Wilayah Bulog Jatim.

"Penggilingan menjawab, 'Kalau Bulog tetap bertahan membeli beras dengan harga tersebut, maka penggilingan akan menjual beras kepada pengepul lainnya yang mau menerima di atas harga Rp9.700 per kg,'" ungkapnya dalam telekonferensi pers "Kondisi Stok Beras Nasional 2022", Jumat (18/11).

"Tapi, saya sampaikan juga kemarin, waktu kita rapat di Tanaman Pangan, arahan Presiden adalah Bulog untuk membeli harga beras sesuai dengan harga pasar," imbuhnya.

Ismail melanjutkan, beberapa waktu lalu, produsen beras di Jawa Tengah (Jateng), sempat mempertanyakan kepastian Bulog menyerap beras mereka. Pasalnya, produsen sudah berupaya menahan produknya untuk tidak dijual bebas.

"Mereka tanya, Bulog jadi beli beras mereka atau tidak? Karena mereka masih menahan stoknya untuk tidak dijual. Lalu, kami sampaikan pada mereka untuk tanyakan pada Pinwil Bulog setempat. Kalau tidak mau dibeli, ya, sudah, dilepas saja," paparnya.

Ismail menambahkan, adanya bantuan pangan nontunai (BPNT) 2022 juga membuat persebaran beras lebih banyak di sektor rumah tangga (RT). Pelaksanaan program tersebut langsung disalurkan kepada masyarakat tanpa melalui Bulog.

Lebih jauh, Ismail menjelaskan, stok beras nasional mencapai 9,71 juta ton hingga akhir Juni 2022. Ini berdasarkan data Kementan.

Sponsored

Sebarannya beras paling banyak di rumah tangga (RT) hingga 67,94%. Kemudian, Bulog 11,40%, disusul pedagang 10,67%, penggilingan 7,15%, serta horeka (hotel, restoran, dan katering) dan industri 2,84%.  

Meskipun demikian, Ismail menegaskan, kondisi cadangan beras nasional hingga akhir Desember 2022 masih aman, lantaran diproyeksikan mencapai 5-6 juta ton. Ini berdasarkan data hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), yang dilakukan Kementan bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Hasil data telah dievaluasi tim ahli statistik.

Bahkan, klaimnya, peningkatan tajam stok beras di Jawa Barat (Jabar) membuat penyuplai asal Jateng ditolak masuk ke pasar "Bumi Pasundan", terutama Karawang.

Sebelumnya, Bapanas meminta Bulog berupaya menambah cadangan beras 1,2 juta ton hingga akhir 2022. Alasannya, stok beras di Bulog per 13 November baru mencapai 650.000 ton, sedangkan kebutuhan bulanan RT mencapai 2,5 juta ton.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV, Rabu (16/11) lalu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengklaim telah mengumpulkan para mitra penggilingan padi dan membuat perjanjian menyerap 500.000 ton beras hingga akhir tahun. Namun, per 16 November, yang terserap baru 92.000 ton dengan dalih sudah tidak ada stok beras.

Berita Lainnya
×
tekid