sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menperin: Tingkatkan ekosistem industri hijau untuk menaikkan nilai tambah

Kementerian Perindustrian sangat menyambut baik serta siap memberikan pendampingan terhadap setiap inisiatif dan upaya para pelaku industri.

 Kania Nurhaliza
Kania Nurhaliza Selasa, 30 Nov 2021 13:40 WIB
Menperin: Tingkatkan ekosistem industri hijau untuk menaikkan nilai tambah

Saat ini industri hijau sudah menjadi tuntutan pasar, seiring dengan semakin tingginya kepedulian pasar akan kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. Secara bertahap dan pasti transformasi menuju Industri hijau merupakan suatu keharusan guna meningkatkan daya saing industri, baik di pasar nasional maupun internasional. Dalam mewujudkan Industri hijau terdapat dua strategi yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu mengembangkan industri yang sudah ada menuju Industri hijau, dan membangun industri baru dengan prinsip industri hijau.

Secara makro, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa sektor industri masih menjadi kontributor terbesar bagi PDB nasional. Ini artinya para pelaku industri juga merupakan kontributor terpenting bagi pertumbuhan ekonomi.

Kontribusi Industri pengolahan non-migas pada triwulan III 2021 mencapai 17,33%, dengan laju pertumbuhan 4,12% ini di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 3,51% yoy. Keberhasilan sektor industri dalam membantu pemulihan ekonomi kita juga ditandai dengan nilai ekspor Industri pengolahan non-migas secara kumulatif dari mulai Januari-Oktober 2021 mengalami peningkatan. Total ekspor manufaktur itu sebesar 77,16% dari total nilai ekspor nasional,” jelas Menperin dalam acara “Penganugrahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan Sertifikat Industri Hijau Tahun 2021”, pada Selasa (30/11).

Agus mengatakan bahwa adanya sinyal elemen positif dari sektor manufaktur, dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah yang semakin tinggi, walaupun masih diselimuti oleh pandemi covid-19. “Kita bisa lihat bahwa Processing Manager Indeks (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Oktober mencapai titik tertinggi dalam sejarah kita yaitu sebesar 57,2%, karena kita tahu dan sadari bahwa perekonomian nasional itu sangat tergantung dengan seberapa besar industri manufaktur bisa tumbuh,” tutur Agus Gumiwang

Menteri Perindustrian juga memaparkan mengenai tiga strategi besar ekonomi dan bisnis negara yang disampaikan oleh Presiden RI, pada pembukaan sarasehan 100 Ekonomi Indonesia, 26 Agustus 2021, di Istana Negara, di antaranya yaitu, hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah sejumlah komoditas dan menciptakan hilirisasi industri untuk barang jadi dan setengah jadi, digitalisasi industri dengan melakukan transformasi digital dan mendorong unit usaha masuk ke dalam platform digital, ekonomi hijau dengan membangun kawasan ekonomi hijau, ekosistem EBT, dan menghasilkan produk hijau.

“Sebagian dari ini pengembangan industri hijau telah menjadi perhatian dan amanah Presiden yang telah diberikan kepada kami (Kementerian Perindustrian) dalam konteks ini Kementerian Perindustrian mendapatkan tugas untuk mentransformasi industri menjadi industri hijau,” katanya

Selanjutnya, ia pun menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian sangat menyambut baik serta siap memberikan pendampingan terhadap setiap inisiatif dan upaya para pelaku industri untuk merealisasikan komitmen green and sustainable Industry.

“Pertanyaannya apa si sebenarnya industri hijau? Kalau saya bisa sampaikan secara sederhana yaitu Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan (sustainable), sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” lanjut Agus.

Sponsored

Industri hijau sebagai salah satu tujuan dari penyelenggaraan perindustrian merupakan bentuk respons pemerintah terhadap isu global dan komitmen dalam mewujudkan ekonomi hijau, melalui pembangunan rendah karbon yang terintegrasi ke dalam RPJMN tahun 2020-2024. Melalui industri hijau juga dapat membantu percepatan pencapaian pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals yang sudah ditetapkan pemerintah melalui peraturan Presiden.

Menurutnya, Kementerian Perindustrian sendiri saat ini tengah menjalani tiga strategi sebagai komponen utama dalam mendukung komitmen tersebut. Pertama, adalah pengurangan jejak karbon melalui berbagai macam program, kedua yaitu dengan transformasi ke arah digitalisasi, dan ketiga adalah pengembangan ekonomi hijau melalui pembangunan kawasan industri hijau, ekosistem energi baru dan terbarukan, dan produksi produk hijau. “Dan kami juga berharap bahwa ke depan upaya ini akan terus-menerus kita tingkatkan untuk pengembangan ekosistem bagi industri hijau di Indonesia, dan juga dapat meningkatkan nilai tambah Industri dan perekonomian nasional,” pungkasnya

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Dody Widodo pun turut menyampaikan terkait program Kementerian Perindustrian yang mendorong industri nasional untuk menerapkan industri hijau melalui perbaikan, efisiensi, dan efektifitas produksi industri dan kebijakan industri hijau. Sejalan dengan prinsip-prinsip dalam pembangunan industri berkelanjutan di antaranya, mendukung pelaksanaan efisiensi sumber daya bahan baku, energi air, mendorong untuk bertransisi menuju penggunaan energi baru dan terbarukan, peningkatan inovasi teknologi pengendalian bahan kimia dan limbah, serta penurunan emisi gas rumah kaca.

“Untuk tahun 2021 ini sebanyak 74 perusahaan telah mengajukan permohonan sertifikasi industri hijau, di mana 71 di antaranya adalah difasilitasi oleh kementerian perindustrian. Untuk tahun 2021 ini 10 perusahaan telah difasilitasi dan 1 perusahaan industri yang mengajukan sertifikasi melalui pembiayaan secara mandiri, dan selanjutnya dari permohonan sertifikasi industri hijau telah ditetapkan 7 perusahaan industri yang telah memenuhi seluruh mekanisme sertifikasi dan perusahaan tersebut berhak menggunakan logo industri hijau,” jelas Dody.

“Kami juga menghitung pencapaian penghematan energi dalam rupiah mencapai Rp 3,2 triliun, dan pencapaian penghematan air dalam rupiah mencapai Rp 168 miliar. Upaya penghematan khususnya terhadap energi turut berkontribusi dalam menurunkan penggunaan energi sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia menuju konsep pembangunan berkelanjutan yang rendah emisi atau sustainable development goals,” tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid