sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tingkatkan kualitas tanaman, Gapoktan Mujagi Cianjur sukses kelola 100 ha

Petani hari memperhatian 3K jika ingin produk pertanian yang dihasilkannya merambah pasar ekspor.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Jumat, 25 Nov 2022 19:07 WIB
Tingkatkan kualitas tanaman, Gapoktan Mujagi Cianjur sukses kelola 100 ha

Gabungan Kelompok Petani Multi Jaya Giri (Gapoktan Mujagi) mengelola sekitar 100 hektare (ha) lahan pertanian. Tanaman yang diolah beragam, mulai dari tanaman pangan lokal hingga tanaman pangan berstandar ekspor.

Mulanya, Gapoktan Mujagi didirikan atas inisiatif anak petani yang tergerak memajukan pertanian, Suhendar, warga asal Desa Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Pada 2009, hanya mengolah lahan pertanian seluasnya 200 m2.

"Kami tidak hanya menanam sayuran lokal atau konvensional, tetapi ada juga sayuran eksotis, seperti tomat momotaro, mizuna, nasubi, chabocha delika, dan kuroda carrota," ungkap Suhendar dalam keterangannya kepada Alinea.id, Jumat (25/11).

Suhendar bilang, produk pertanian yang dihasilkan Gapoktan Mujagi tidak hanya untuk pasar lokal, tetapi juga ekspor.

"Kami melayani pembeli yang merupakan swalayan Jepang, seperti Aeon, Papaya Fresh Gallery. Standar kualitasnya mengikuti SOP ekspor," kata Suhendar.

SOP ekspor ini salah satunya berlaku pada tanaman sayuran dengan target pembeli Jepang. Oleh sebab itu, komoditas ditanam di dalam rumah kaca (green house).

Suhendar melanjutkan, Gapoktan Mujagi juga memasarkan produknya dengan memanfaatkan lokapasar (marketplace) selain penjualan konvensional. "Kita juga harus memanfaatkan teknologi untuk memasarkan hasil pertanian."

Untuk menggarap lahan pertanian, para petani dibantu mahasiswa jurusan pertanian. Salah satunya adalah Darul Ikhsan. Darul mengaku, keterlibatannya di Gapoktan Mujagi menambah wawasan dan ilmunya, termasuk ilmu pemasaran.

Sponsored

"Bekerja di sini, saya bisa menambah ilmu. Juga jadi memunculkan keinginan untuk mengembangkan bisnis pertanian," ucap Darul.

Sementara itu, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, mendorong petani memperbaiki proses produksi dan pascapanen, terutama menargetkan pasar ekspor. Katanya, petani harus memperhatikan 3K: kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. 

Berita Lainnya
×
tekid