sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Turun 5%, BBCA cetak laba bersih Rp27,1 triliun pada 2020

BBCA mencatat kredit turun 2,1% secara tahunan menjadi Rp575,6 triliun.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 08 Feb 2021 17:39 WIB
Turun 5%, BBCA cetak laba bersih Rp27,1 triliun pada 2020

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan penurunan laba bersih 5% menjadi Rp27,1 triliun, dibandingkan tahun 2019 lalu sebesar Rp28,6 triliun. Meski mengalami penurunan, jumlah laba bersih ini menjadi yang terbesar di industri perbankan.

"Secara umum, kami tahu kinerja kami turun 5%, meskipun dibanding yang lain kami lebih baik. Tapi kami harus mengaku kalau laba bersih turun," kata Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja secara virtual dalam konferensi pers paparan kinerja BCA 2020, Senin (8/2).

BBCA mencatatkan pendapatan bunga bersih yang naik 7,3% secara tahunan (year on year/yoy) di 2020 menjadi Rp54,5 triliun. Di sisi lain, pendapatan non-bunga menurun tipis 0,5% yoy, menjadi Rp20,2 triliun.

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp74,8 triliun, atau meningkat hingga 5,1% yoy. Beban operasional tercatat sebesar Rp29,3 triliun, atau 3,1% lebih rendah dari tahun 2019, karena terhambatnya sebagian kegiatan operasional di saat pandemi. Namun di sisi lain, biaya pencadangan BBCA  melonjak menjadi Rp11,6 triliun, atau naik 152,3% yoy.

Dari sisi pendanaan, kinerja dana pihak ketiga (DPK) tercatat sehat, di mana rasio dana murah alias current account and savings account (CASA) tumbuh 21,0% yoy, mencapai Rp643,9 triliun, sedangkan deposito berjangka meningkat sebesar 14,0% yoy menjadi Rp196,9 triliun.

Secara total dana pihak ketiga naik 19,3% yoy menjadi Rp840,8 triliun di tahun 2020. Sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, tahun 2020 aset perseroan untuk pertama kalinya mampu menembus Rp1.000 triliun, yakni mencapai Rp1.075,6 triliun atau naik 17% yoy.

Kredit turun 2,5% secara tahunan

Kredit BBCA pada tahun 2020 secara rata-rata tumbuh 4,7% yoy, sedangkan total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% yoy. Akan tetapi, karena adanya pelemahan aktivitas bisnis, maka fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Dengan demikian, per akhir Desember 2020 total kredit turun 2,1% yoy menjadi Rp575,6 triliun. Secara konsolidasi, total kredit tercatat sebesar Rp588,7 triliun, atau melemah 2,5% yoy.

Sponsored

Dari sisi pembiayaan, kredit korporasi meningkat hingga 7,7% yoy menjadi Rp255,1 triliun. Sementara kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) turun 7,9% yoy menjadi Rp186,8 triliun.

Pada portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) turun 3,7% yoy menjadi Rp90,2 triliun, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terkontraksi 22,6% yoy menjadi Rp36,9 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit turun 20,6% yoy menjadi Rp11,2 triliun. Secara total, kredit konsumer terkontraksi 10,8% yoy menjadi Rp141,2 triliun.

"Di awal tahun itu, KKB atau KPR meningkat lumayan bagus. Tetapi, di April KKB turun, dari biasanya kami bisa dapat kredit baru Rp2,5 triliun per bulan, turun hanya menjadi Rp90 miliar. Menyedihkan banget," ujar Jahja.

Untuk diketahui, dari total portofolio kredit BBCA, sekitar 21,6% atau Rp127,2 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan, dalam rangka mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).

Adapun sepanjang 2020, rasio keuangan BBCA tetap berada di posisi yang kokoh, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 25,8%, lebih tinggi dari ketetapan regulator. Kemudian loan to deposit ratio (LDR) tetap terjaga pada tingkat yang sehat yakni sebesar 65,8%.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) juga terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8%, dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 1,3%, didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi.

Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi fokus BBCA pada tahun 2021. Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,3%, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 16,5% pada tahun 2020.

Berita Lainnya
×
tekid