sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Waskita Karya targetkan divestasi 4 ruas tol hingga 2020

Saat ini Waskita Karya telah melepas kepemilikan saham dua ruas tol di Trans Jawa.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Rabu, 18 Des 2019 15:39 WIB
Waskita Karya targetkan divestasi 4 ruas tol hingga 2020

PT Waskita Toll Road, anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menargetkan divestasi atas empat ruas tol yang dimilikinya pada 2020.

Saat ini Waskita Karya telah melepas kepemilikan saham dua ruas tol di Trans Jawa, yakni Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono-Kediri kepada investor asal Hong Kong, Kings Key Limited sehingga tersisa 16 ruas tol yang dimiliki.

"Kami punya program tahun depan sekitar empat (yang didivestasikan), jadi yang memenuhi ekspektasi penawaran itu yang kami lepas," kata Direktur Utama Waskita Toll Road Herwidiakto usai penandatanganan perjanjian divestasi saham di Jakarta, Rabu (18/12).

Empat ruas tol yang akan ditawarkan untuk didivestasikan di antaranya ruas tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pemalang-Probolinggo.

"Satunya (ruas tol) sedang dipilih. Mungkin Medan-Kualanamu atau Semarang-Batang atau Pemalang-Batang, salah satunya, karena kami maksimal (divestasi) empat ruas tol dulu," tuturnya.

Untuk tiga ruas yang telah ditentukan itu, Herwidiakto menyebutkan sudah ada sekitar tujuh hingga 10 investor yang tertarik, baik asing maupun domestik.

Namun, Herwidiakto mengaku belum bisa menyebutkan target dana yang bisa diraih dalam divestasi keempat ruas tol tersebut. Yang pasti, kata dia, perseroan menargetkan penandatanganan perjanjian divestasi atau jual beli konsesi ruas tol bisa dilaksanakan pada April 2020.

"Sekarang kami lihat siapa-siapa saja investornya, terus kami undang. Jadi seleksi. Nilainya nanti diketahui yang mau investasi, saya nawar sekian saja," katanya.

Sponsored

Herwidiakto mengungkapkan ruas tol Trans Jawa memang masih menjadi pilihan utama untuk ditawarkan konsesinya kepada investor. Setidaknya ada tiga faktor yang membuat ruas tol Trans Jawa menjanjikan, yakni fisik yang baik, trafik kendaraan yang tinggi serta tidak dibutuhkan pemasaran agar masyarakat melewati ruas tersebut.

Kendati demikian, Herwidiakto mengaku juga ingin ruas tol di wilayah lain, utamanya di luar Jawa, bisa menarik minat investor. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan bundling ruas tol yang didivestasikan.

"Kami ingin di-bundling, tapi investor tidak mau. Katanya kalau di-bundling tidak mau beli. Akhirnya terpaksa kami pisah," katanya.

Herwidiakto mengatakan jika empat ruas tol tambahan bisa berhasil didivestasikan tahun depan, sisa 12 ruas tol yang dibangun dan dimiliki perseroan akan tetap dipelihara sesuai amanah pemegang saham.

"Kami kelola sebagai operator, nanti bisa kami IPO kan. Kalau kami jual semua, mau IPO yang mana? Jadi tahun depan kami evaluasi 12 ruas tol (sisa) ini, kalau masih belum optimal, misalnya hanya 10 saja yang di keep, maka dua kami lepas," tuturnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid