sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wika Beton bidik laba Rp465 miliar dari proyek infrastruktur

Target perolehan laba bersih itu dicapai melalui penjualan yang melonjak 29,6% menjadi Rp6,95 triliun.

Sukirno
Sukirno Senin, 19 Mar 2018 20:00 WIB
Wika Beton bidik laba Rp465 miliar dari proyek infrastruktur

Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Wika Beton Tbk membidik peningkatan laba bersih tahun ini sebesar 36% menjadi Rp465 miliar dari proyek infrastruktur.

Direktur Utama Wika Beton Hadian Pramudita mengatakan target perolehan laba bersih itu dicapai melalui penjualan yang melonjak 29,6% menjadi Rp6,95 triliun. Sedangkan, target kontrak baru yang akan diperoleh tahun ini mencapai Rp7,56 triliun.

"Target kontrak baru Rp7,56 triliun itu masih didominasi oleh proyek infrastruktur, jalan tol, power plant, dan jaringan listrik PLN," katanya saat paparan publik, Senin (19/3).

Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai Rp676 miliar dari kas internal pada tahun ini. Belanja modal itu akan digunakan untuk penambahan kapasitas produksi precast menjadi 3,6 juta ton dan ready mixed menjadi 1,5 juta ton.

Untuk pendanaan, emiten bersandi saham WTON tersebut berencana menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp200 miliar bulan ini. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah modal kerja dan membeli lahan untuk pembangunan gedung.

Tidak hanya itu, Direktur Keuangan Wika Beton Mohammad Syafii, menuturkan perseroan masih memiliki saham treasury sebanyak 377 juta lembar. Berdasarkan aturan, saham treasury tersebut harus dilepas kepada investor maksimum September 2018.

"Treasury stock akan kami lepas dalam waktu dekat. Sekarang masih menunggu momentum yang tepat, terutama harga. Kami berharap harga saham dapat mencapai Rp700 per lembar pada akhir tahun," imbuhnya.

Harga dasar saham treasury mencapai Rp160 per lembar. Sehingga, jika dihitung penjualan saham treasury pada level Rp600 per lembar, perseroan akan mendapatkan dana Rp250 miliar.

Sponsored

Perolehan dana itu ditargetkan akan digunakan untuk ekspansi melalui peningkatan kapasitas produksi. Pendanaan itu menjadi pilihan manajemen, sehingga dipastikan perseroan tidak akan menerbitkan obligasi maupun pinjaman perbankan.

Saat ini, posisi net gearing WTON mencapai 0,49 kali dan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perseroan sebesar 1,6 kali. Meski tinggi, DER perseroan akan kembali turun ke level 1,3 kali pada bulan ini setelah perseroan melunasi pinjaman yang rerata memiliki tenor pendek.

Sementara itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar di Gedung Bursa Efek Indonesia, memutuskan untuk membagikan dividen Rp101,1 miliar. Rasio dividen mencapai 30% dari laba bersih tahun 2017 dan setiap saham memperoleh Rp12,13 per lembar.

Pemegang saham juga menyetujui pengangkatan susunan pengurus perseroan yakni Komisaris Utama Bambang Pramujo, Komisaris Agustinus Boediono, YB Priyatmo Hadi, dan Herry Trisaputra Zuna. Sedangkan, Komisaris Independen ASyfiah Mahdani, Priyo Suprobo, dan Yustinus Prastowo.

Adapun, pada jajaran direksi antara lain Direktur Utama Hadian Pramudita, Direktur Hari Respati, Mohammad Syafii, Kuntjara, Mursyid, dan Siddik Siregar. Sedangkan, Sidiq Purnomo menjabat sebagai direktur independen.

Sebagai informasi, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) membukukan laba bersih 2017 sebesar Rp 337,12 miliar. Angka ini naik 23,48% bila dibandingkan dengan laba bersih tahun 2016 sebesar Rp 273,01 miliar. Pendapatan 2017 sebesar Rp 5,36 triliun. Capaian tersebut meningkat 54,01% dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,48 triliun.

Berita Lainnya
×
tekid