sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

ZINC target produksi smelter timbal senilai US$29 juta

ZINC juga masih mengejar proses penyelesaian smelter seng yang ditargetkan dapat rampung pada kuartal II-2023.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Jumat, 10 Jun 2022 23:36 WIB
ZINC target produksi smelter timbal senilai US$29 juta

Pemerintah Indonesia sudah mulai menerapkan peraturan larangan ekspor bagi komoditas mineral tertentu yang belum memenuhi kadar pemurnian. Penutupan ekspor mineral tersebut akan berlaku mulai tahun 2023 sesuai dengan amanah Undang-Undang No.3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Mendukung upaya pemerintah untuk menggenjot industri hilirisasi mineral dalam negeri, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC), terus menggencarkan produksi smelter timbal yang sudah mulai diuji coba produksi sejak awal 2022. ZINC merupakan emiten produsen base metal di Indonesia yang memproduksi mineral logam mulai dari timbal, seng, dan juga bijih besi. Agar sejalan dengan tujuan pemerintah, bagi pelaku usaha di bidang pertambangan dituntut untuk segera menyelesaikan proyek smelter hingga batas waktu yang diberikan agar terus mendapatkan kuota ekspor sebelum ditutup pemerintah.

Bentuk nyata ZINC sebagai produsen base metal yang menjalankan peraturan pemerintah adalah telah selesainya proses pembangunan salah satu smelter yakni smelter timbal yang telah beroperasi secara komersil sejak awal Juni 2022. Selain itu, ZINC juga masih mengejar proses penyelesaian smelter seng yang ditargetkan dapat rampung pada kuartal II-2023.

Meski sempat terkendala oleh pandemi Covid-19, ZINC berhasil memulai uji produksi, juga telah terverifikasi 100% pada Mei 2022 oleh pihak PT Surveyor Indonesia dan PT Kapuas Prima Citra resmi beroperasi secara komersial. Melalui keberhasilannya untuk beroperasi, ZINC pun menargetkan produksi secara optimal.

“Kami menargetkan di tahun ini smelter timbal tersebut dapat memproduksi hingga 8.000 ton bullion timbal (Pb), dengan target penjualan dari smelter mencapai US$29 juta,” tegas Direktur ZINC  Evelyn Kioe, melalui keterangan tertulis.

Selain itu, smelter seng yang berdiri sejak 2005 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Oktober 2017 ini telah mencapai 85% untuk proses pembangunanya. Ke depan, smelter timbal pertama dan satu-satunya di tanah air ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 30.000 ton ingot per tahun, serta bisa memenuhi kebutuhan komoditas zinc di dalam negeri, mengingat saat ini komoditas zinc masih 100% berasal dari impor.

Tercatat hingga kuartal I-2022, ZINC berhasil mendapatkan penjualan sebesar Rp204,5 miliar yang terdiri dari dominasi komoditas seng (Zn) dengan nilai capaian Rp95,1 miliar, disusul penjualan perak sebesar Rp39,5 miliar, kemudian kontribusi penjualan konsentrat besi sebesar Rp38,6 miliar, dan diambah penjualan komoditas timbal (Pb) sebesar Rp31,6 miliar.

Diketahui, ZINC saat ini memgang tiga nilai penting sebagai produsen base metal, yakni melakukan efisiensi terhadap biaya operasional, menambah jumlah cadangan dan bahan baku mineral, serta menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. Zinc pun berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan, serta senantiasa membantu komunitas di sekitar area tabang Perseroan. Pihaknya juga tetap optimis mampu mencapai target penjualan di akhir tahun 2022 dengan baik.

Sponsored

“Kami optimis, dengan ekonomi yang sudah mulai pulih serta Covid-19 yang semakin terkendali, ZINC dapat melanjutkan pertumbuhan kinerja yang baik hingga akhir tahun 2022. Didukung dengan harga komoditas yang masih stabil, kami optimis dapat mecapai target penjualan hingga Rp1,2 triliun di tahun 2022,” tutup Evelyne.

 

Berita Lainnya
×
tekid